Sunday, 7 October 2012
GAMBUS LAMPUNG PESISIR
Jumat, 09 Desember 2011
GAMBUS LAMPUNG PESISIR
Oleh : Novan Saliwa
( digedung TVRI jogja, saliwa bersama Aang Anshori Sofyana S.Sn Musisi, Pengrajin, Pencipta Gambus Bernuk Lampung. )
Keberadaan alat musik gambus adalah salah satu yang menarik dicermati, menurut para ahli, seperti Kurt Sachs, Hornbostel, Kunst, Farmer dan lain-lain, setelah mengadakan perbandingan-perbandingan dalam penelitian etnomusikologis meliputi wilayah Timur Tengah, India, Asia Tenggara, dan Indonesia, berpendapat bahwa instrumen gambus tersebut berasal dari Arabia.
Masuknya musik dan alat musik gambus ke daerah-daerah di Indonesia, bersamaan dengan masuknya pengaruh Islam ke daerah yang bersangkutan, sehingga warna musiknya pun bernafaskan Islam dengan syair berbahasa Arab. Dalam perkembangannya, musik gambus juga diperkaya dengan syair berbahasa Melayu dan India di samping juga membawakan lagu-lagu daerah dengan berbagai ragam variasi dalam jumlah kelengkapan alat musiknya. Akhimya, tidak jarang kita menemukan di pelosok-pelosok, sebuah orkes kecil mempergunakan instrumen bernama gambus, atau tiruan dari gambus dengan lagu-lagu dalam bahasa daerah.
( Saat mempersembahkan gambus bernuk buat Bapak Gubernur Lampung di Jogja )
Apa yang dimaksud dengan music gambus bagi masyarakat Lampung Pesisir adalah seperti nyanyian solo dengan iringan instrument yang disebut oleh ulun lampung adalah gambus balak ( besar), ada beberapa istilah ulun lampung untuk menyebut bagian-bagian gambus, seperti hulu atau kepala untuk menyebut head pegs, cuping atau kuping untuk menyebut bagian pegs, galah atau leher untuk menyebut bagian neck, betong atau perut untuk menyebut bagian tabung resonator, dan putt untuk menyebut bagian capping strip.
Dalam sebuah lagu, umumnya si pemain gambus merangkap sebagai penyanyi. Lagu atau nyanyian dengan iringan gambus lampung semacam ini disebut dengan “ peting gambus tunggal ” atau gambus klasik. Sedikitnya ada dua macam bentuk kreasi dalam music gambus yang dimaksud, yaitu pertama, penambahan instrument lain seperti rebana ataupun biola, kedua, penggabungan gambus dengan instrument combo band dan ketipung yang memainkan irama dangdut ataupun orkes melayu.
Keberadaan dan perkembanganya di daerah Lampung bertumbuh subur pada masyarakat Peminggir yang melingkupi kabupaten Lampung barat, Lampung Selatan, Tanggamus, Pesawaran dan sekitarnya. Terbukti banyaknya kesenian dan lomba lomba gambus pada perhelatan festival ataupun event lainnya, sekitar tahun 90-an masyarakat Lampung Barat khusunya masyarakat liwa, batu brak, belalau, krui terdapat banyak group orkes gambus dari tiap pekonnya walau kini sulit dijumpai. Pada tahun 2006 masih dapat disaksikan lomba orkes gambus antar kecamatan pada event Festival Teluk Stabas Lampung Barat, namun mulai tahun 2007 hingga penyelenggaraan tahun lalu perlombaan tersebut sudah tidak ada lagi.
Salah satu Sanggar yang telah lama menggeluti dunia musik tradisi seperti gambus adalah sanggar “Andan Muakhi Group” pada tahun 90-an, yang salah satunya dipromotori oleh musisi tua bapak Haiman Sukri (59) dari pekon kenali, menurut penuturan beliau pada zamannya perkembangan gambus di Lampung Barat sangat subur dengan banyaknya group music gambus dari tiap pekon, namun disayangkan tak berlangsung lama karena mulai terkikis oleh datangnya pengaruh music barat yang dipilih menjadi penghibur pada waktu pesta pesta digelar, namun di kabupaten Tanggamus menurutnya kesenian gambus ini masih mungkin terjaga, karena masih banyak group music gambus yang bertahan hingga saat ini, seperti yang dipelopori oleh maestro gambus A. Ronni HS dengan Roni’s groupnya, diantara karyanya yang memasyarakat adalah “ Liwa Digenjokh Kukuk”, “Anak Ngura”, “Pulipang” dan lain sebagainya, masih banyak musisi gambus lampung yang masih bisa bertahan dengan usaha meraka sendiri diantaranya, Arifin yang berusia 60-an tahun serta Edy Pulampas, Hilla hambala,dan Syafruddin yang berusia lima puluhan tahun.
Gambus Bernuk.
Seorang seniman Lampung di jogjakarta pencipta gambus bernuk Lampung yaitu Aang anshori sofyana S.Sn, selain sebagai musisi beliau juga sudah sejak lama menggeluti pembuatan beberapa karya berbentuk gambus salah satunya yang terbuat dari buah brenuk. Nama buah brenuk atau dalam bahasa Indonesia disebut buah maja ini memang belum populer dimasyarakat. Menurut beliau pohon bernuk biasanya tumbuh di daerah pesawahan atau kawasan hutan. Buah brenuk yang cocok dijadikan gambus adalah buah yang sudah tua. Kulit buahnya keras, berwarna kecoklatan dan mengkilap. Sedangkan brenuk muda berwarna hijau dengan kulit yang agak lunak.
Selain memiliki karakteristik suara yang khas, gambus bernuk juga memiliki bentuk yang unik, bisa dikategorikan sebagai gambus lunik atau kecil dan dapat dibentuk sedemikian rupa mulai dari bagian kepala dapat dibentuk alami seperti cabang cabang pohon, ukiran ornament khas Lampung dibagian gagang gambus, hingga ukiran aksara Lampung di bagian perut gambus yang terbuat dari kulit buah bernuk. Salah satu kreasi gambus bernuknya telah diberikan kepada gubernur Lampung Sjachroedin ZP pada saat berkunjung ke jogja tahun 2009, gambus bernuk tersebut juga sebagai masukan dan kritik untuk pemerintah provinsi maupun kabupaten kota se-provinsi Lampung untuk dapat lebih memberdayagunakan alat-alat kesenian local yang hampir punah seperti gambus, juga mengajak pelaku pelaku seni DiLampung untuk menggali kearifan dan kekayaan kesenian local agar dapat menjawab tantangan kemodernan seperti saat ini.
( Latihan kesenian Mahasiswa Jogja di Asrama Lampung Jogja )
Selayaknya karya karya seniman music Lampung khusunya musik gambus terus mendapat penghargaan dan perhatian dari pemerintah untuk segera merevitalisasi genre music Lampung ini, agar kekayaan khazanahnya tidak cepat punah tergerus oleh perkembangan zaman. Melihat begitu merakyatnya music gambus pada masanya, sebaiknya instansi terkait seperti dinas pendidikan memasukkan music gambus ini menjadi salah satu muatan local pada kurikulum pembelajaran disekolah, memberi sarana dan membuka lebar lebar wahana bermusik tradisi bagi para pemuda, juga menjadi pekerjaan rumah bagi para seniman untuk mengkolaborasikan dan mengkreasikan music gambus agar lebih dapat diterima oleh semua kalangan.
TUGAS KITA MASIH BANYAK DAN PANJANG PUAKHI,,, !!!
Diposkan oleh SALIWA di 21:52
Label: OPINI[KRITIK
1 komentar:
SALIWA9 Desember 2011 22:26
Gambus bernuk ciptaan kreasi bang Aang Anshori Sofyana, dibuat dan dikembangkan dijogja.
Asrama Mahasiswa Lampung Yogyakarta sebagai tempat berkreatifitas, latar belakang jurusan kuliah apapun tak menyurutkan kecintaan pada tradisi daerah, baik mahasiswa dari jurusan seni, keagamaan, hukum dll, melebur jadi satu tujuan melestarikan budaya Lampung tercinta.
Balas
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment