Sunday, 7 October 2012
AKSARA LAMPUNG
Rabu, 28 Desember 2011
AKSARA LAMPUNG
Disari dari berbagai sumber
Oleh: Novan Saliwa
( Foto Tambo/ Kitab Kulit Kayu bertuliskan Aksara Lampung Kuno Abad - 18, Milik Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak Paksi Buay Nyerupa
yang berisi tentang batas wilayah kekuasaan Paksi Buay Nyerupa. Tambo-Tambo / Kitab seperti ini ratusan jumlahnya tersebar di dataran sekala brak dipegang oleh setiap pewarisnya )
Berikut adalah tanggapan beberapa sastrawan Lampung mengenai aksara Lampung:
Udo Z. Karzi :
- Huruf Lampung (kaganga) seperti juga aksara Nusantara yang lain -- menurut James Collins setidaknya dalam bukunya "Bahasa Melayu dan Bahasa Sanksekerta" dan "Bahasa Melayu Bahasa Dunia" -- memang dipengaruhi oleh huruf Pallawa di India. Tapi, aksara-aksara itu sudah "original" di suku-suku bangsa yang bersangkutan dalam arti sudah berbeda dengan huruf asalnya (Pallawa) dan tentu saja mendapat local genius. Dengan demikian, huruf Lampung seperti juga aksara-aksara Nusantara lainnya merupukan huruf asli di Nusantara. Jadi, jangan diragukan orisinalitasnya, Man.
- Jadi keterusan ngomongin aksara. Di Indonesia setidaknya ada 12 aksara daerah: Jawa, Bali, Sunda, Bugis/Lontara, Rejang, Lampung, Karo, Pakpak, Simalungun, Toba, Mandailing, dan Kerinci/Rencong. Aksara-aksara yang termasuk kelompok kaganga antara lain aksara Rejang, Lampung, dan Rencong (kerinci). Istilah kaganga diciptakan oleh Mervyn A. Jaspan (1926-1975), antropolog di University of Hull (Inggris) dalam buku Folk literature of South Sumatra. Redjang Ka-Ga-Nga texts. Canberra, The Australian National University 1964. Istilah asli yang digunakan oleh masyarakat di Sumatra sebelah selatan adalah Surat Ulu. Ternyata, huruf Sunda Kaganga juga http://irfanimovick.blogspot.com/2009/10/mengenal-huruf-sunda-kaganga.html
Iwan Nurdaya :
Jika mencermati peta budaya dan bukan peta administrasi, persebaran Huruf Ka Ga Nga bukan cuma di Lampung, tapi juga di Bengkulu Selatan dan Sumatera Selatan. Orang Sumsel menyebutnya Surat Ulu dan/atau Surat Ogan. Jangan lupa, wilayah administrasi Lampung Barat sekarang dulunya termasuk ke dalam wilayah Bencolen (Bengkulu), setidaknya pada masa Kompeni Inggris berkuasa di Bengkulu sebelum kemudian ditukar guling oleh Belanda dgn Singapura. Salam.
Muhammad Harya Ramdhoni :
Artikel "On the Alphabets of the Indian Archipelago"; author: John Crawfurd; Source: Journal of the Ethnological Society of London (1848-1856), Vol. 2 (1850), pp. 246-261. Silahkan cek jg "A Phoenician Alphabet on Sumatra" author: E. E. W. Gs. Schröder;Source: Journal of the American Oriental Society, Vol. 47 (1927), pp. 25-35.Ada pembahasan mengenai aksara Lampung di dalamnya.
------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Aksara Lampung, dibuat oleh Saliwa)
( Tanda baca had lampung )
Aksara Lampung, yang juga disebut dengan Had Lampung adalah bentuk tulisan yang memiliki hubungan dengan aksara Pallawa dari India Selatan. Macam tulisannya fonetik berjenis suku kata yang merupakan huruf hidup seperti dalam Huruf Arab dengan menggunakan tanda tanda fathah di baris atas dan tanda-tanda kasrah di baris bawah tapi tidak menggunakan tanda dammah di baris depan melainkan menggunakan tanda di belakang, masing-masing tanda mempunyai nama tersendiri.
Artinya Had Lampung dipengaruhi dua unsur yaitu Aksara Pallawa dan Huruf Arab
Had Lampung memiliki bentuk kekerabatan dengan aksara Rencong, Aksara Rejang Bengkulu dan Aksara Bugis. Had Lampung terdiri dari huruf induk, anak huruf, anak huruf ganda dan gugus konsonan, juga terdapat lambang, angka dan tanda baca. Had Lampung disebut dengan istilah KaGaNga ditulis dan dibaca dari kiri ke kanan dengan Huruf Induk berjumlah 20 buah.Berdasarkan peta bahasa, Bahasa Lampung memiliki dua subdilek. Pertama, subdialek A (api) yang dipakai oleh ulun Kerajaan Paksi Pak Sekala Brak ,Melinting-Maringgai, Pesisir Rajabasa, Pesisir Teluk, Pesisir Semaka, Pesisir Krui, dan Ranau, Komering, dan Kayu Agung (yang beradat Lampung Peminggir/Sai Batin). Serta Way Kanan, Sungkai, dan Pubian (yang beradat Lampung Pepadun). Kedua, subdialek O (nyow) yang dipakai oleh ulun Abung dan Menggala/Tulangbawang (yang beradat Lampung Pepadun)
Diposkan oleh SALIWA di 10:53
Label: BUKTI / TAMBO, SASTRA
2 komentar:
indonesia.sekali4 April 2012 01:39
Salam, aksara Lampung itu berkerabat juga dengan aksara Sunda Kuno. Ketika Sunda belum mendapat pengaruh dari Jawa/Mataram Sunda menggunakan aksara Sunda Kuno yg merupakan rumpun "Kaganga" juga. Jika ingin dikaji lebi dalam kekerabatan Sunda dan Lampung cukup tampak meski dari permukaan saja. Banyak kosakata Sunda yg sama atau serupa dengan bahasa Lampung. Sebab, saya yakin pada masa lalu Sunda berada pada satu daratan dengan Lampung. Dan masa pisah bahasa terjadi ketika daratan itu terpisahkan oleh selat Sunda.
Balas
SALIWA5 April 2012 01:01
benar sekali mas,, perlu pengkajian mendalam ke arah itu,,
salah satu dari tujuan postingan ini juga untuk mengingatkan kaum muda akan kekayaan aksara di lampung,,
Terimakasih banyak apresiasinya,, selamat berbagi,.,,
Balas
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment