Sunday, 21 October 2012
Desa Cikoneng - Kecamatan Anyer
Kecamatan Anyar
Sekilas Informasi Seputar Kecamatan Anyar
Minggu, 24 Januari 2010
Desa Cikoneng - Kecamatan Anyer
Desa Cikoneng merupakan desa yang kaya akan obyek wisata, tak heran jika desa ini lebih dikenal dengan sebutan sebagai Desa Wisata.
Desa yang terletak di Kecamatan Anyar Kabupaten Serang itu dihuni oleh sekitar 5040 jiwa, 1417 KK. Mayoritas penduduk Desa Cikoneng berprofesi sebagai petani, nelayan, dan pedagang. Sebagian lagi bekerja di hotel-hotel di sekitar Anyer namun jumlahnya tidak banyak.
Sebagian besar masyarakat Desa Cikoneng itu menggunakan Bahasa Lampung sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. Menurut pemaparan Kepala Desa Cikoneng, Thomas Heriyanto, SE, konon, pada masa Kesultanan Banten, ada empat kampung yang khusus didatangkan dari Kerajaan Tulang Bawang ke Desa Cikoneng. Empat kampung tersebut sampai saat ini masih ada di desanya.
“Nama kampung itu antara lain Kampung Tegal, Kampung Bojong, Kampung Salat Tuhur dan Kampung Cikoneng. Saat ini kampung di desa Cikoneng sudah bertambah menjadi 12 Kampung,“ tutur Heri dalam bahasa Lampung Papekon.
sebagian besar masyarakat berprofesi sebagi petani dan nelayan. Para petani di Desa Wisata itu masih menggunakan cara tradisional untuk menggarap sawahnya. “Kami sebagai petani, masih mengandalkan tadah hujan untuk memulai penanaman padi, karena belum ada irigasi di daerah kami”
“Saya sangat berharap adanya perhatian dari pemerintah, kepada warga Cikoneng.
profesi sebagai petani, juga kadang melaut menjadi nelayan. “Karena saat ini cuaca sedang tidak bagus untuk melaut, para nelayan banyak beralih profesi menjadi petani,”
saat ini resiko nelayan tidak hanya dihadapkan pada cuaca buruk seperti angin kencang. Kenaikan harga bahan bakar minyak tanah dan solar membuatnya mempertimbangkan kembali untuk menjadi nelayan. ”Banyak biaya yang diperlukan,untuk melaut
Kisah ini merupakan sepenggal kisah sebagian warga desa Cikoneng, padahal di Desa itu ada sebuah potensi yang sangat menarik, yaitu kekayaan alamnya, seperti obyek pariwisata, sangat pantas untuk dibanggakan. ”Kami mengharapkan Pemerintah Kabupaten Serang melalui Dinas Pariwisata bisa mengembangkan wisata di Pulau Sangiang,”
“Saat ini di Pulau Sangiang ada penduduk kami yang tinggal di sana, kurang lebih ada 34 KK, namun semenjak PT. Green Garden berhenti beroperasi yang disebabkan krisis berkepanjangan warga kami pun jadi banyak yang menganggur,” ungkapnya.
“Untungnya di desa kami ada gebrakan dari suatu partai, yang memberikan pelatihan kepada kaum ibu. Meski tidak berupa uang, berupa bahan baku, tapi itu sudah sangat membantu kami,”
Di tempat terpisah, beberapa pedagang mengatakan sebenarnya para pengunjung ke tempat wisata di Desa Cikoneng, setiap hari juga ada, namun tidak seramai pada tahun-tahun yang lalu. “Sekarang banyak para pengunjung mengeluhkan jalur transportasi menuju daerah wisata yang rusak parah,” ungkap seorang pedagang yang enggan disebut namanya.
Hal itu juga dibenarkan oleh salah seorang pengunjung, yang juga enggan disebut namanya. “Dari Serang kalau kondisi jalannya bagus, paling lama hanya memerlukan waktu satu jam untuk sampai Anyer, namun sekarang waktu tempuhnya lebih lama,” ungkap seseorang tersebut. “Yang didapat malah pegal-pegal badan, bukan lagi rasa segar pada badan pikiran,” tutur seseorang yang enggan disebutkan namanya.
Diposkan oleh Onyong Anyer di 03:44
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Link ke posting ini
Buat sebuah Link
Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Profil Saya
Onyong Anyer
Banten, Indonesia
Orang Biasa Yang Coba Berusaha Untuk Turut Serta Dalam Pemberdayaan Apa Saja Yang Positif Agar Dapat Bermanfaat Untuk Orang Banyak
Lihat profil lengkapku
Lencana Facebook
Onyong Suronyong
Buat Lencana Anda
Titik Nol Kilometer Anyer
Titik Nol Kilometer Anyer
Nama Anyer sudah terkenal sejak ratusan tahun yang lalu. Pasti banyak orang yang tahu jika awal tahun 1800-an Jenderal Willem Daendels membangun jalan sepanjang 1.000 kilometer dari Anyer hingga Panarukan di Jawa Timur. Jalan sepanjang pantai utara Pulau Jawa itu dikenal dengan nama Jalan Raya Pos atau Groote Post Weg. Tak banyak orang yang tahu di mana pangkal jalan raya yang dibangun dengan cucuran keringat dan darah jutaan warga pribumi itu. Jika ingin tahu letak pangkal Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan, datanglah ke sebuah pantai yang diberi nama Pantai Mercusuar Anyer di Desa Cikoneng. Sekitar tiga meter dari bibir pantai didapati sebuah tapal yang terbuat dari beton bercat warna biru. Di atas tapal itu tertulis, "0 KM Anyer-Panarukan 1806 AKL". Jika dilihat dari tulisannya, tapal itu merupakan tanda pangkal Jalan Anyer-Panarukan yang dibangun Daendels. Sekitar 10 meter arah timur tapal batas terlihat sebuah mercusuar bercat warna putih yang menjulang setinggi 52 meter.
Mercusuar Bojong
Mercusuar Bojong
Mercusuar ini dibangun pada tahun 1885, pada zaman kekuasaan Raja Willem III. Pada malam hari, lampu mercusuar tua ini masih digunakan untuk menyinari perairan Selat Sunda. Memberi tanda bagi kapal-kapal yang melintas agar tetap berlayar pada jarak 12 mil dari garis pantai, dan kapal tidak menabrak karang. Saat ini benda cagar budaya itu dibuka untuk umum. Siapa pun bisa memasuki ruangan dan naik hingga ke puncak mercusuar.
Daftar Isi Blog
▼ 2010 (2)
▼ Januari (2)
Desa Cikoneng - Kecamatan Anyer
Nama Desa Di Kecamatan Anyar
Pengikut
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment