Saturday, 22 September 2012
Permasalahan Transmigrasi tempo dulu
Permasalahan Transmigrasi tempo dulu
Posted by admin on June 18, 2012 in Transmigrasi | 0 Comment
Permasalahan Transmigrasi
a. Dari Kolonisasi ke Transmigrasi
Membicarakan transmigrasi, tak dapat dilepaskan dari sejarah
program kolonisasi di Indonesia. Kolonisasi pertama kali
dilaksanakan pada tahun 1905 di Gedung Tataan, Lampung, diyakini
mengilhami adanya program transmigrasi di Indonesia. Program
transmigrasi itu sendiri dimulai tanggal 12 Desember 1950 di
Provinsi Lampung.
Semula kolonisasi dilakukan Belanda sebagai tanggapan atas tulisan
C. Th. van Deventer, “En Ereschuld” (Utang Budi) yang dimuat
dalam majalah De Gids tahun 1899. Tulisan itu menceritakan
kemiskinan di Pulau Jawa akibat Peraturan Tanam Paksa (Cultuur
stelsel). Tahun 1860 Multatuli (nama samaran Douwes Dekker,
asisten residen Lebak, Banten) menulis buku Max Havelaar. Buku ini
mengisahkan tentang penderitaan petani teh akibat tekanan pejabat
pemerintah Belanda.
Tulisan itu kemudian mendapat tanggapan dari Raja Belanda, dan
menugaskan Minister van Kolonien untuk melakukan program
perbaikan. Sehingga Pemerintah Belanda mengenalkan Politik Balas
Budi (Etische Politiek). Politik balas budi adalah upaya memperbaiki
nasib warga pribumi, melalui irigasi, edukasi, dan kolonisasi.
Untuk merealisasikan hal itu, maka bulan November 1905 dimulailah
pengiriman kolonisasi ke Gedung Tataan, Lampung sebanyak 155
KK (815 jiwa). Berturut-turut kemudian tahun 1906 sampai 1942
telah diberangkatkan sebanyak 30 kali, dengan tujuan Bengkulu
(Kepahiang), Sumatra Selatan (Tugu Mulyo), Sumatra Utara, Jambi,
Kalimantan Selatan (Kecamatan Purwosari Barito Kuala), Sulawesi
(Wonomulyo, Palopo) dengan jumlah keseluruhan sebanyak 60.155
KK atau 235.802 jiwa
sumber : Patri
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment