Monday 31 December 2012

krui beach,lintas barat sumatera,pesisir barat lampung

Apr 3 Medana Beach, Krui, Lampung pesisir Barat Sebelum berwisata ke Pantai Krui, kami menyempatkan untuk mampir sejenak ke Medana. Beach Letaknya di pinggir jalan juga, tak sulit untuk mencarinya, karena ada plang di pinngir jalan. Posisinya lebih jauh sedikit dari pantai Krui bila kita lewat dari Liwa. Waktu tempuh lebih kurang 20 menit dari Pantai Krui. Medana Beach masih sepi, dan belum terlalu diolah dengan baik. Akan tetapi kalau soal pemandangan, tak kalah dengan pantai Krui. Pantai ini punya keistimewaan tersendiri. Birunya air laut selaras dengan birunya langit. Wow... Ombaknya yang tinggi itu lho membuat para pencinta surfing merasa tertantang untuk bermain di sini. Pasirnya pun bersih sekali, cuma agak sedikit kasar dan berwarna cokelat. Kalau melihat pasir di pantai ini, saya teringat dengan pasir kuarsa. Medana Beach Ombak + Pasir di Medana Beach Di Pinggir pantai banyak terdapat pohon-pohon yang rindang. Buat Anda yang bermalas-malasan untuk berpanasan dan hanya ingin menikmati pemandangan pantai dari jauh, melihat dan mendengarkan deburan ombak serta merasakan angin kencang menerpamu, Anda bisa duduk manis di bawah pohon rindang, karena di Medana Beach sudah disediakan bangku-bangku untuk duduk bersantai. Akan tetapi buat Anda yang ingin merasakan gelora panasnya pantai dan bermain pasir, di sini tempat yang tepat. Pasir di sini sangat tebal, sehingga Anda bisa membuat istana pasir atau hanya sekedar menuliskan nama Anda di pasir pantai. Intinya kalau anda berwisata ke Medana Beach, siapkanlah peralatan permainan pasir anda yach. Dijamin pasti asyik :) Pasir nan tebal Medana Beach Medana Beach merupakan salah satu pantai yang indah di Krui. Masih banyak pantai-pantai lain yang ada di Krui. Antara lain Medana Beach, Pantai Krui, Bali hiddean Beach, dan lain-lain, yang pastinya menyimpan banyak pesona alam yang begitu menarik. Pantaslah kalau Krui dijuluki sebagai "Paradise of Sumatera". Inilah potret negeriku. Indonesia. I love Indonesia. Posted 3rd April 2012 by Pridsa Trimadatu 5 View comments Me19 April 2012 04:26 That's so beautiful :) Reply Rohman19 April 2012 05:55 Really, Medana is beautiful beach. Reply Replies Pridsa Trimadatu21 April 2012 16:47 thank you...kang atas bantuannya, blognya udh bs d coment :) Reply Anonymous19 April 2012 06:36 Pantainya eksotis bgt. Pengen rasanya bisa travelling ke pantai ini. Reply Replies Pridsa Trimadatu22 April 2012 04:50 hehe.. iya nih.. ombakny mantapzz, tinggi bgt. sekitar krui ini byk pantai, jaraknya gk terlalu jauh2 kok. klau anda byk waktu luang, maen aja kseluruh pantainya hehe... Reply Load more Life is Adventures it is all about nature, flora and fauna in indonesia. Beranda Apr 24 Kebun Sayuran, Liwa, Lampung Barat Pada saat kami liburan ke Danau Ranau, Medana Beach dan Pantai Krui. Kami mengambil rute melewati Liwa dan menginap semalam di Liwa. Ternyata Liwa menyajikan suatu tempat liburan yang berbeda dan tak kalah menarik. Liwa merupakan daerah perbukitan dengan hawa yang sejuk. Sejak kami memasuki daerah Kota Batu (perbatasan Sumatera Selatan - Lampung), udara sudah dingin dan sejuk. Walaupun sang mentari bersinar, jangan harap Anda akan mengeluarkan keringat, karena di daerah Liwa ini angin berhembus terasa begitu dingin. Wah.. pokoknya adem banget deh. Sepanjang perjalanan menuju Liwa ini, kita akan disambut dengan hamparan kebun - kebun sayuran yang hijau. Apalagi jika Anda ke sini pada saat panen, wow.. Apr 3 Medana Beach, Krui, Lampung Barat Sebelum berwisata ke Pantai Krui, kami menyempatkan untuk mampir sejenak ke Medana. Beach Letaknya di pinggir jalan juga, tak sulit untuk mencarinya, karena ada plang di pinngir jalan. Posisinya lebih jauh sedikit dari pantai Krui bila kita lewat dari Liwa. Waktu tempuh lebih kurang 20 menit dari Pantai Krui. Medana Beach masih sepi, dan belum terlalu diolah dengan baik. Akan tetapi kalau soal pemandangan, tak kalah dengan pantai Krui. Pantai ini punya keistimewaan tersendiri. 5 Apr 2 Pantai Krui, Krui, Lampung Barat Alhamdulillah, harapan saya waktu berlibur ke Taman Wisata Tanjung Selaki tercapai. Dalam waktu yang cukup singkat, akhirnya saya bisa berlibur dengan gratis ke Balinya Lampung, Krui. Horree,, asek.. asek... hehehe... Perjalanan ke Krui ini merupakan bagian perjalanan liburan tim kami setelah kami mampir dulu untuk berwisata ke Danau Ranau. 2 Mar 27 Danau Ranau, Ogan Komering Ulu Selatan, Sumatera Selatan Horee.. akhirnya saya traveling lagi ke Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS). Seperti yang saya tulis di Berwisata Ke Air Terjun Datar, OKUS mempunyai pariwisata andalan yaitu Danau Ranau. Nah.. kali ini saya berkesempatan untuk menikmati keindahan alam Danau Ranau ini yang notabene merupakan danau terbesar kedua di Pulau Sumatera. Danau Ranau terletak di perbatasan antara Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, provinsi Sumatera Selatan dengan Liwa, Kabupaten Lampung Barat, provinsi Lampung. 3 Mar 15 Taman Wisata Tanjung Selaki Tarahan, Lampung Selatan Asyikk.. liburan ke Lampung. Hmm.. seperti biasa, untuk mengisi liburan saya biasanya selalu bermain bersama alam. Awalnya tujuan saya ingin ke Pantai Kalianda Resort, tapi karena keterbatasan waktu dan penunjuk jalan yang pas-pasan,ditambah lagi keberanian nekat saya cuma 50% saja karena dari Tanjung Karang – Kalianda cukup jauh, waktu tempuh lebih kurang 2 jam perjalanan ditambah lagi naik ojek, itu yang buat saya bergidik :). 2 Mar 2 Berwisata Ke Air Terjun Datar Kali ini, saya akan membawa Anda berwisata ke Sumatera Selatan, tepatnya di Muara Dua, kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS). Waktu tempuh dari kota Palembang lebih kurang 5 – 6 jam. Bisa ditempuh menggunakan bus atau mobil travel. Sebenarnya cukup banyak tempat wisata di daerah ini, salah satu tempat wisata yang sudah cukup populer adalah Danau Ranau. Feb 16 hidup adalah perjuangan: Berwisata Ke Kebun Raya Bogor hidup adalah perjuangan: Berwisata Ke Kebun Raya Bogor: Kebun Raya Bogor Kali ini saya mendapat kesempatan melancong untuk melihat – lihat kein... Feb 16 hidup adalah perjuangan: Foreword hidup adalah perjuangan: Foreword: Life is the Beauty of Advantures This is my first blog and my first writting too. This blog is created for you who like the beauty of nat... Feb 16 Berwisata Ke Kebun Raya Bogor Kebun Raya Bogor Kali ini saya mendapat kesempatan melancong untuk melihat – lihat keindahan kota Bogor. Hmmm.. ternyata Bogor sejuk. Baru pertama ini, saya merasa betah untuk sedikit berlama-lama di kota yang bukan kelahiran saya. Di samping para sopir yang ramah, penumpangnya pun sangat santun. Sehingga kita tidak perlu kesulitan atau sungkan untuk bertanya arah kepada mereka. Ditambah lagi makananya enak-enak dan murah hehehe... Feb 14 Foreword Life is the Beauty of Advantures This is my first blog and my first writting too. This blog is created for you who like the beauty of nature. In this blog, I will write about natural of view, floras and faunas especially in Indonesia and the world generally. As you know, many the beauty of nature in the world that you can enjoy, such as mountains, beach, waterfall, lakes, forest, hill, desert. they has charm to enjoy it. To complete this blog, I will write about flora and fauna too. Loading Send feedback

krui beach,pantai pesisir barat lampung,lintas barat sumatera

Apr 2 Pantai Krui, Krui, Lampung Barat Alhamdulillah, harapan saya waktu berlibur ke Taman Wisata Tanjung Selaki tercapai. Dalam waktu yang cukup singkat, akhirnya saya bisa berlibur dengan gratis ke Balinya Lampung, Krui. Horree,, asek.. asek... hehehe... Perjalanan ke Krui ini merupakan bagian perjalanan liburan tim kami setelah kami mampir dulu untuk berwisata ke Danau Ranau. Setelah itu, kami sengaja bermalam di Liwa sebelum esok paginya melanjutkan wisata ke Krui karena hari telah sore ditambah lagi perjalanan Liwa - Krui menempuh jarak lebih kurang 27 km dengan tingkungan yang tajam melewati hutan konservasi Bukit Barisan. Lagi-lagi buat Anda yang mabok perjalanan, siap-siap untuk di bolak-balik isi perutnya yach hehehe... Hutan Konservasi Bukit Barisan ini masih sepi, selama perjalanan kami menuju Krui hanya satu atau dua mobil saja yang melintas, jadi masih benar-benar alami. Udaranya pun sangat segar dan sejuk. Hutan konservasi Bukit Barisan banyak ditumbuhi oleh pohon - pohon damar, tumbuhan pakis, dan katanya di sini banyak terdapat varietas anggrek. Salah satu varietas anggrek yang ada di sini : Anggrek putih, Anggrek Macan dan Anggrek Gajah. Wow.. amazing! Saya jadi penasaran. Mudah-mudahan suatu saat nanti, saya bisa berpetualang mencari Anggrek di hutan ini :). Setelah 1 jam perjalanan, tentunya dengan kecepatan sedang, akhirnya kami sampai di persimpangan Krui dan Bengkulu. Mulai dari sini jalan sudah mulai lurus dan cuacanya pun sangat panas, karena telah memasuki daerah pesisir. Pantai Krui ini terletak tak jauh dari pinggir jalan. Di sini sudah tersedia penginapan dan warung makan. Letaknya pun tak jauh dari pusat kota Krui, sehingga sangat memudahkan Anda untuk berbelanja kebutuhan sehari - hari atau sekadar mencari makan. Akses jalannya pun lancar. Saat Anda memasuki kawasan pantai, SubhanAllah, Anda akan disambut dengan pemandangan yang luar biasa. Hijaunya air laut dan birunya langit. Kombinasi yang menyejukkan. Ditambah lagi dengan perbukitan yang menghias di tepi pantai, sungguh sangat indah. Deburan ombaknya bikin hati saya takjub. Ombak di pantai ini bisa di gunakan untuk surfing lho.. Belum lagi pasirnya, aduhai.. halusnya. pasir di pantai ini berwarna putih. Sungguh pantai yang eksotik. Nah.. ini hasil jepretan saya di Pantai Krui. Siapa tau bisa menginspirasi Anda untuk datang ke sini :). Bukit seolah-olah mengelilingi sebagian pantai Air Laut yang hijau Pesona Pantai Krui Tepian Pantai dengan pasir putih yang halus Ombak di pantai ini cukup besar, tapi bersahabat, jadi Anda tidak perlu khawatir bila anak-anak Anda bermain di tepi pantainya. Karena di sini banyak batu-batu karang yang menyusun dasar pantai. Sehingga di tepian pantai terasa dangkal, tentu saja tidak terlalu berbahaya untuk anak-anak. Batuan Karang O.iya teman-teman, kalau Anda ingin merasakan pasir putih yang halus dan bersih, Anda harus berjalan kearah kanan. Sedangkan di sebelah kiri pantai, pasirnya tertutupi oleh pecahan -pecahan karang. Ombak membawa pecahan karang tersebut ke tepian, akibatnya pinggiran pantai di sebelah kiri banyak terdapat pecahan batu-batu karang yang menumpuk. uppzz.. kakiku sakit, tapi lumayanlah untuk pijat refleksi gratis hehe... Ternyata, di sini juga banyak orang-orang yang mencari ikan lho, mungkin karena banyak tumbuhan laut dan karang sehingga ikan senang bermain di sini karena banyak makanannya. Wah.. mereka dapet ikan cucut, ikan tongkol dan ikan mackarel. Mantap :)). Karang + tanaman laut Karang & tanaman laut Sayangnya waktu saya datang ke sini, air laut sedang pasang, sehingga batu-batu karang ini tertutup oleh air laut. Padahal Menurut cerita penduduk sekitar, kalau air sedang surut, dari balik karang ini banyak terdapat umang-umang. Apalagi kalau malam hari, si umang-umang keluar ke permukaan. Wah.. seru ya. Saya sudah coba mencari umang-umang di sini, tapi apa daya, selama saya di pantai, saya cuma bisa menemukan satu umang-umang saja, kecil pula hehe.. Mau lihat, nih..saya udah siapin fotonya :). Tapi, jangan di tangkap ya, apalagi dibawa untuk oleh-oleh. Biarkan mereka di sini, di habitat asli mereka. Biarkan mereka menjadi penjaga keseimbangan ekosistem laut kita. Ayo kita lestarikan kekayaan alam kita :). Save Our Earth! Si Umang-Umang yang imut Posted 2nd April 2012 by Pridsa Trimadatu 2 View comments Pridsa Trimadatu19 April 2012 03:27 this is about my journey.. this place is so beautiful.. come on guys, visit it, you will find something special in my country :) Reply Cumi MzToro20 Desember 2012 10:53 bersih yaa pantai nya .... jadi ngiler Reply Load more Life is Adventures it is all about nature, flora and fauna in indonesia. Beranda Apr 24 Kebun Sayuran, Liwa, Lampung Barat Pada saat kami liburan ke Danau Ranau, Medana Beach dan Pantai Krui. Kami mengambil rute melewati Liwa dan menginap semalam di Liwa. Ternyata Liwa menyajikan suatu tempat liburan yang berbeda dan tak kalah menarik. Liwa merupakan daerah perbukitan dengan hawa yang sejuk. Sejak kami memasuki daerah Kota Batu (perbatasan Sumatera Selatan - Lampung), udara sudah dingin dan sejuk. Walaupun sang mentari bersinar, jangan harap Anda akan mengeluarkan keringat, karena di daerah Liwa ini angin berhembus terasa begitu dingin. Wah.. pokoknya adem banget deh. Sepanjang perjalanan menuju Liwa ini, kita akan disambut dengan hamparan kebun - kebun sayuran yang hijau. Apalagi jika Anda ke sini pada saat panen, wow.. Apr 3 Medana Beach, Krui, Lampung Barat Sebelum berwisata ke Pantai Krui, kami menyempatkan untuk mampir sejenak ke Medana. Beach Letaknya di pinggir jalan juga, tak sulit untuk mencarinya, karena ada plang di pinngir jalan. Posisinya lebih jauh sedikit dari pantai Krui bila kita lewat dari Liwa. Waktu tempuh lebih kurang 20 menit dari Pantai Krui. Medana Beach masih sepi, dan belum terlalu diolah dengan baik. Akan tetapi kalau soal pemandangan, tak kalah dengan pantai Krui. Pantai ini punya keistimewaan tersendiri. 5 Apr 2 Pantai Krui, Krui, Lampung Barat Alhamdulillah, harapan saya waktu berlibur ke Taman Wisata Tanjung Selaki tercapai. Dalam waktu yang cukup singkat, akhirnya saya bisa berlibur dengan gratis ke Balinya Lampung, Krui. Horree,, asek.. asek... hehehe... Perjalanan ke Krui ini merupakan bagian perjalanan liburan tim kami setelah kami mampir dulu untuk berwisata ke Danau Ranau. 2 Mar 27 Danau Ranau, Ogan Komering Ulu Selatan, Sumatera Selatan Horee.. akhirnya saya traveling lagi ke Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS). Seperti yang saya tulis di Berwisata Ke Air Terjun Datar, OKUS mempunyai pariwisata andalan yaitu Danau Ranau. Nah.. kali ini saya berkesempatan untuk menikmati keindahan alam Danau Ranau ini yang notabene merupakan danau terbesar kedua di Pulau Sumatera. Danau Ranau terletak di perbatasan antara Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, provinsi Sumatera Selatan dengan Liwa, Kabupaten Lampung Barat, provinsi Lampung. 3 Mar 15 Taman Wisata Tanjung Selaki Tarahan, Lampung Selatan Asyikk.. liburan ke Lampung. Hmm.. seperti biasa, untuk mengisi liburan saya biasanya selalu bermain bersama alam. Awalnya tujuan saya ingin ke Pantai Kalianda Resort, tapi karena keterbatasan waktu dan penunjuk jalan yang pas-pasan,ditambah lagi keberanian nekat saya cuma 50% saja karena dari Tanjung Karang – Kalianda cukup jauh, waktu tempuh lebih kurang 2 jam perjalanan ditambah lagi naik ojek, itu yang buat saya bergidik :). 2 Mar 2 Berwisata Ke Air Terjun Datar Kali ini, saya akan membawa Anda berwisata ke Sumatera Selatan, tepatnya di Muara Dua, kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS). Waktu tempuh dari kota Palembang lebih kurang 5 – 6 jam. Bisa ditempuh menggunakan bus atau mobil travel. Sebenarnya cukup banyak tempat wisata di daerah ini, salah satu tempat wisata yang sudah cukup populer adalah Danau Ranau. Feb 16 hidup adalah perjuangan: Berwisata Ke Kebun Raya Bogor hidup adalah perjuangan: Berwisata Ke Kebun Raya Bogor: Kebun Raya Bogor Kali ini saya mendapat kesempatan melancong untuk melihat – lihat kein... Feb 16 hidup adalah perjuangan: Foreword hidup adalah perjuangan: Foreword: Life is the Beauty of Advantures This is my first blog and my first writting too. This blog is created for you who like the beauty of nat... Feb 16 Berwisata Ke Kebun Raya Bogor Kebun Raya Bogor Kali ini saya mendapat kesempatan melancong untuk melihat – lihat keindahan kota Bogor. Hmmm.. ternyata Bogor sejuk. Baru pertama ini, saya merasa betah untuk sedikit berlama-lama di kota yang bukan kelahiran saya. Di samping para sopir yang ramah, penumpangnya pun sangat santun. Sehingga kita tidak perlu kesulitan atau sungkan untuk bertanya arah kepada mereka. Ditambah lagi makananya enak-enak dan murah hehehe... Feb 14 Foreword Life is the Beauty of Advantures This is my first blog and my first writting too. This blog is created for you who like the beauty of nature. In this blog, I will write about natural of view, floras and faunas especially in Indonesia and the world generally. As you know, many the beauty of nature in the world that you can enjoy, such as mountains, beach, waterfall, lakes, forest, hill, desert. they has charm to enjoy it. To complete this blog, I will write about flora and fauna too. Loading Send feedback

KOMERING BLOGS(kumpulan blog nya komering dan tentang nya)

http://campangtiga.blogspot.com/ http://desapulaugemantung.blogspot.com/2010/11/sebuah-kesalahan-besar-yang-menyatakan.html http://st294749.sitekno.com/article/37551/sejarah-suku-komering.html http://bayunoviando.blogspot.com/2012/11/nama-nama-puyang-di-komering.html http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Komering http://protomalayans.blogspot.com/ http://octameliapurnamasari.wordpress.com/2012/07/21/suku-komering-adalah-orang-lampung-juga/ http://nurwan-gawoh.blogspot.com/2012/02/sejarah-komering-suku-komering-adalah.html http://greatlampung.blogspot.com/2012/08/aditya-pambudi-belitang-suku-komering.html http://saliwanovanadiputra.blogspot.com/2011/11/asal-muasal-orang-lampung.html buaypernong.blogspot.com http://mawonglampung.blogspot.com/2012/12/pencak-silat-asli-suku-komeringpencak.html http://indonesia-life.info/kolom2/msgview/9750/61965/no/61965.html

KEMENAG OKI(sipakah suku lmpung itu)

KEMENAG OKI http://kemenagokisumsel.blogspot.com(E-mail:kemenagokisumsel@gmail.com) Kantor Kementrian Agama Kab.ogan komering ilir sum-sel Jumat, 02 Desember 2011 KEMENAG KAB OKI KAYUAGUNG Diposkan oleh KAYUAGUNG di 21:23 Kabupaten Ogan Komering Ilir Lokasi Sumatera Selatan Kabupaten Ogan Komering Ilir.svg Kabupaten Ogan Komering Ilir atau sering disingkat OKI, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan UU No. 37 tahun 2003, 6 kecamatan dari kabupaten ini dimekarkan membentuk Kabupaten Ogan Ilir. [sunting] Pembagian wilayah Kabupaten OKI terdiri dari 18 kecamatan, yaitu: Air Sugihan Cengal Jejawi Kota Kayu Agung Lempuing Jaya Mesuji Pampangan Pedamaran Pematang Panggang Sirah Pulau Padang Tanjung Lubuk Tulung Selapan Teluk Gelam Pedamaran Timur Mesuji Makmur Mesuji Raya Lempuing Jaya Pangkalan Lampam [sunting] Referensi ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011. Diposkan oleh KAYUAGUNG di 21:21 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Suku Lampung Suku Lampung adalah suku yang menempati seluruh provinsi Lampung dan sebagian provinsi Sumatera Selatan bagian selatan dan tengah yang menempati daerah Martapura, Muaradua di Komering Ulu, Kayu Agung, Tanjung Raja di Komering Ilir serta Cikoneng di pantai barat Banten. Suku bangsa Lampung dibedakan menjadi 2 sub-suku bangsa yakni Lampung Pepadun, dan Lampung Peminggir. Lampung Pepadun berada di kecamatan kota Bumi, Abung Barat, Sukadana, Terbanggi Besar, Gunung Sugih. Sedangkan, Lampung Peminggir berada di daerah Labuhan Meringgai, Liwa, Kenali, Pesisir, Cukuh Balak, Talang Padang, Kotaagung, Wonosobo. LETAK & JUMLAH PENDUDUK Luas wilayah Sumatra rumpun Lampung adalah 35.376,50 km2. Suku Lampung terdiri dari suku Peminggir, Pepadun dan Abung Bunga Mayang hanya 9.103 jiwa (18,50%). Besarnya penduduk Lampung yang berasal dari pulau Jawa dimungkinkan oleh adanya kolonisasi pada zaman penjajahan Belanda, yaitu desa Bagelen Kecamatan Gedung Tataan merupakan daerah kolonisasi pertama di Indonesia. Dan dilanjutkan dengan transmigrasi pada masa setelah kemerdekaan, di samping perpindahan penduduk secara swakarsa dan spontan. Terletak pada garis peta bumi: timur-barat di antara 105o 45' serta 103o 48' bujur timur; utara selatan di antara 3o dan 45' dengan 6o dan 45' lintang selatan. Daerah ini di sebelah barat berbatasan dengan Selat Sunda dan di sebelah timur dengan Laut Jawa. Beberapa pulau termasuk dalam wilayah Provinsi Lampung, yang sebagian besar terletak di Teluk Lampung, di antaranya: Pulau Darot, Pulau Legundi, Pulau Tegal, Pulau Sebuku, Pulau Ketagian, Pulau Sebesi, Pulau Poahawang, Pulau Krakatau, Pulau Putus, dan Pulau Tabuan. Ada juga Pulau Tampang dan Pulau Pisang di yang masuk ke wilayah Kabupaten Lampung Barat. SUMBER DAYA ALAM Potensi daerah Lampung fokus pada pengembangan lahan bagi perkebunan besar seperti kelapa sawit, kopi, jagung dan tebu. Dan di beberapa daerah pesisir, komoditas perikanan seperti tambak udang lebih menonjol, bahkan untuk tingkat nasional. Pariwisata Tahun 2009 Pemerintah Propinsi Lampung mencanangkan tahun kunjungan wisata. Jenis Wisata yang dapat dikunjungi diLampung adalah Wisata Budaya dibeberapa Kampung Tua diSukau,Liwa,Kembahang,Batu Brak,Kenali,Ranau dan Krui diLampung Barat dan Festival Sekura yang diadakan dalam seminggu setelah Idul Fitri diLampung Barat,Festival Krakatau di Bandar Lampung,Festival Teluk Stabas diLampung Barat,Festival Way Kambas di Lampung Timur.Wisata Bahari di Krui,Danau Ranau,Kota Agung,Kalianda. KONDISI ALAM Keadaan alam Lampung, di sebelah barat dan selatan, di sepanjang pantai merupakan daerah yang berbukit-bukit sebagai sambungan dari jalur Bukit Barisan di Pulau Sumatera. Di tengah-tengah merupakan dataran rendah. Sedangkan ke dekat pantai di sebelah timur, di sepanjang tepi Laut Jawa terus ke utara, merupakan perairan yang luas. GUNUNG Gunung-gunung yang puncaknya cukup tinggi, antara lain: Gunung Pesagi (2262 m) di Sekala Brak, Lampung Barat Gunung Seminung (1.881 m) di Sukau, Lampung Barat Gunung Tebak (2.115 m) di Sumberjaya, Lampung Barat Gunung Rindingan (1.506 m) di Pulau Panggung, Tanggamus Gunung Pesawaran (1.161 m) di Kedondong, Lampung Selatan Gunung Betung (1.240 m) di Teluk Betung, Bandar Lampung Gunung Rajabasa (1.261 m) di Kalianda, Lampung Selatan SUNGAI Sungai-sungai yang mengalir di daerah Lampung menurut panjang dan cathment area (c.a)-nya adalah: Way Sekampung, panjang 265 km, c.a. 4.795,52 km2 Way Semaka (Semangka), panjang 90 km, c.a. 985 km2 Way Seputih, panjang 190 km, c.a. 7.149,26 km2 Way Jepara, panjang 50 km, c.a. 1.285 km2 Way Tulangbawang, panjang 136 km, c.a. 1.285 km2 Way Mesuji, panjang 220 km, c.a. 2.053 km2 Way Sekampung mengalir di daerah kabupaten Tanggamus dan Lampung Selatan. Anak sungainya banyak, tetapi tidak ada yang panjangnya sampai 100 km. Hanya ada satu sungai yang panjangnya 51 km dengan c.a. 106,97 km2 ialah Way Ketibung di Kalianda. Way Seputih mengalir di daerah kabupaten Lampung Tengah dengan anak-anak sungai yang panjangnya lebih dari 50 km adalah Way Terusan, panjang 175 km, c.a. 1.500 km2 Way Pengubuan, panjang 165 km, c.a. 1.143,78 km2 Way Pegadungan, panjang 80 km, c.a. 975 km2 Way Raman, panjang 55 km, c.a. 200 km2 Way Tulangbawang mengalir di kabupaten Tulangbawang dengan anak-anak sungai yang lebih dari 50 km panjangnya, di antaranya: Way Kanan, panjang 51 km, c.a. 1.197 km2 Way Rarem, panjang 53,50 km, c.a. 870 km2 Way Umpu, panjang 100 km, c.a. 1.179 km2 Way Tahmy, panjang 60 km, c.a. 550 km2 Way Besay, panjang 113 km, c.a. 879 km2 Way Giham, panjang 80 km, c.a. 506,25 km2 Way Mesuji yang mengalir di perbatasan provinsi Lampung dan Sumatera Selatan di sebelah utara mempunyai anak sungai bernama Sungai Buaya, sepanjang 70 km dengan c.a. 347,5 km2. SUMBER AIR BERSIH Sumber air berasal dari air PDAM, air sumur dangkal, dan air laut. Kualitas air yang berasal dari air sumur dangkal menunjukkan bahwa ketersediaan air sangat melimpah pada kedalaman 3-5 m, namun air tersebut mengandung sedikit garam (salinitas 1,2 ‰) sehingga tidak layak digunakan sebagai air bersih untuk memasak ataupun untuk mengisi bak/akuarium ikan air tawar. Dengan demikian air dari sumur dangkal ini hanya dapat diperuntukkan sebagai air saniter kamar mandi/wc dan pembersihan/ penggelontoran kios. Air yang berasal dari PDAM memiliki kualitas yang layak digunakan sebagai air bersih untuk keperluan memasak di rumah makan. TANAH Berdasarkan Peta Geologi Propinsi Lampung skala 1:250.000 dapat diketahui bahwa formasi geologi di wilayah Kecamatan Teluk Betung Barat, Kota Bandar Lampung termasuk dalam formasi kuarter dengan tipe batuan andesit muda (Qhv), yaitu bahan induk batuan tuf andesit atau lava andesit. Selain itu terdapat juga endapan aluvial dan marin (Qal) yang dijumpai sepanjang sungai-sungai utama, dataran rendah pantai dan pelembahan sungai. FAUNA Jenis-jenis fauna yang terdapat tidak terlalu banyak, umumnya jenis fauna terrestrial, tidak ditemukan fauna akuatik, karena tidak ada sungai atau selokan, kecuali ada cekungan yang ada sedikit genangan air, yang hanya di temukan jenis amphibia. Di sana hanya ada beberapa jenis aves atau burung, reptilia dan amphibia yang ditemukan melalui pengamatan langsung yang jenisnya dapat dilihat pada Tabel berikut. NO Nama Daerah Nama Latin Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A. Aves / Burung Perkutut Prenjak coklat Prenjak bergaris Sriti Gereja B. Reptilia Kadal Bunglon C. Amphibia Kodok Katak Geophelia striata Muscicapa latirotris Prioniapolycroa Hirudo tahtica Passer Montan Mabouya multifasciata Calotes jubatus Bufo bufo Rana rana 3 1 2 t.d 8 2 1 2 3 FLORA Jenis-jenis flora yang terdapat dikelompokkan berdasarkan kelompok pohon berkayu, semak, dan terna. Jumlah jenis flora yang ada tidak banyak, hanya ada 4 jenis pohon berkayu, yaitu kersen, petai cina, jarak cina dan kedondong. Jenis terna yang ada hanya 2 jenis, yaitu pepaya dan pisang. Pepaya dan pisang merupakan jenis yang dominan karena sebagian lokasi studi dimanfaatkan oleh penduiduk untuk ditanami pepaya dan pisang. Jenis yang hampir menutupi permukaan adalah semak, seperti rumput, alang-alang, dan putri malu. HUTAN Hutan-hutan besar di dataran rendah dapat dikatakan sudah habis dimanfaatkan untuk keepentingan pembangunan pertanian, untuk para transmigran yang terus-menerus memasuki daerah ini. Kayu-kayu hasil hutan diekspor ke luar negeri. Hutan-hutan yang masih ada, yang tanahnya dapat dikatakan belum banyak dibuka sebagian besar terletak di sebelah barat, di daerah Bukit Barisan Selatan. INDUSTRI Sebagai gerbang Sumatera, di Lampung sangat potensial berkembang berbagai jenis industri. Mulai dari industri kecil (kerajinan) hingga industri besar, terutama di bidang agrobisnis. Industri penambakan udang termasuk salah satu tambak yang terbesar didunia setelah adanya penggabungan usaha antara Bratasena, Dipasena dan Wachyuni Mandira. Terdapat juga pabrik gula dengan produksi pertahun mencapai 600.000 ton oleh 2 pabrik yaitu Gunung Madu Plantation dan Sugar group. di tahun 2007 kembali diresmikan pembangunan 1 pabrik gula lagi dibawah PT Pemuka Sakti Manis Indah (PSMI) yang diproyeksikan akan mulai produksi pada tahun 2008. Industri agribisnis lainnya : Ketela (ubi), Kelapa Sawit, coklat, kokoa, Nata de coco dll ASAL USUL Asal usul bangsa lampung adalah dari Sekala Brak yaitu sebuah kerajaan yang letaknya di dataran Belalau, sebelah selatan danau Ranau yang secara administratif kini berada berada di Kabupaten Lampung Barat. Dari dataran Sekala Barak inilah bangsa Lampung menyabar ke setiap penjuru dengan mengikiti aliran Way atau singai-singai yaitu way Komring, Way kanan, Way semangka, Way seputih, Way Sekampung dan Way Tulang Bawang beserta anak sungai, sehingga meliputi dataran Lampung dan Palembang serta Pantai banten. Sekala Brak memiliki makna yang dalam dan sangat penting bagi bangsa Lampung. Ia melambangkan peradaban, kebudayaan dan eksistensi Lampung itu sendiri.Bukti tentang kemasyuran masyarakat Sekala Barak didapat dari cerita turun temurun yang di sebut warahan, warisan kebudayaan, adat istiadat, keahlian serta benda dan sitis seperti tambo dan dalun seperti yang terdapat di kenali, Batu Brak dan Sukau. Kata Lampung sendiri berawal dari kata Anjak Lambung yang berarti berasal dari ketinggian ini karena para puyang Bangsa Lampung pertam kali bermukim menampati datran tinggi Sekala Brak di lereng Gunung Pesagi. Asal-usul ulun Lampung (orang Lampung atau suku Lampung) erat kaitannya dengan istilah Lampung sendiri, walaupun nama Lampung itu dipakai mungkin sekali baru dipakai lebih kemudian daripada mereka memasuki daerah Lampung. Beberapa pendapat asal-usul ulun Lampung Catatan musafir Tiongkok yang pernah mengunjungi Indonesia pada abad VII, yaitu I Tsing, yang diperkuat oleh teori yang dikemukan Hilman Hadikusuma, disebutkan bahwa Lampung itu berasal dari kata To-lang-po-hwang. To berarti orang dalam bahasa Toraja, sedangkan Lang-po-hwang kepanjangan dari Lampung. Jadi, To-lang-po-hwang berarti orang Lampung. Dr. R. Boesma dalam bukunya, De Lampungsche Districten (1916) menyebutkan, Tuhan menurunkan orang pertama di bumi bernama Sang Dewa Sanembahan dan Widodari Simuhun. Mereka inilah yang menurunkan Si Jawa (Ratu Majapahit), Si Pasundayang (Ratu Pajajaran), dan Si Lampung (Ratu Balau). Dari kata inilah nama Lampung berasal. Legenda daerah Tapanuli menyeritakan, zaman dahulu meletus gunung berapi yang menimbulkan Danau Toba. Ketika gunung itu meletus, ada empat orang bersaudara berusaha menyelamatkan diri. Salah satu dari empat saudara itu bernama Ompung Silamponga, terdampar di Krui, Lampung Barat. Ompung Silamponga kemudian naik ke dataran tinggi Belalau atau Sekala Brak. Dari atas bukit itu, terhampar pemandangan luas dan menawan hati seperti daerah yang terapung. Dengan perasaan kagum, lalu Ompung Silamponga meneriakkan kata, "Lappung" (berasal dari bahasa Tapanuli kuno yang berarti terapung atau luas). Dari kata inilah timbul nama Lampung. Ada juga yang berpendapat nama Lampung berasal dari nama Ompung Silamponga itu. Penelitian siswa Sekolah Thawalib Padang Panjang pada tahun 1938 tentang asal-usul ulun Lampung. Dalam cerita Cindur Mato yang berhubungan juga dengan cerita rakyat di Lampung disebutkan bahwa suatu ketika Pagaruyung diserang musuh dari India. Penduduk mengalami kekalahan karena musuh telah menggunakan senjata dari besi. Sedangkan rakyat masih menggunakan alat dari nibung (ruyung). Kemudian mereka melarikan diri. Ada yang malalui Sungai Rokan, sebagian melalui dan terdampar di hulu Sungai Ketaun di Bengkulu lalu menurunkan Suku Rejang. Yang lari ke utara menurunkan Suku Batak. Yang terdampar di Gowa, Sulawesi Selatan menurunkan Suku Bugis. Sedangkan yang terdampai di Krui, lalu menyebar di dataran tinggi Sekala Brak, Lampung Barat. Mereka inilah yang menurunkan Suku Lampung. Teori Hilman Hadikusuma yang mengutip cerita rakyat. Ulun Lampung berasal dari Sekala Brak, di kaki Gunung Pesagi, Lampung Barat. Penduduknya disebut Tumi (Buay Tumi) yang dipimpin oleh seorang wanita bernama Ratu Sekarmong. Mereka menganut kepercayaan dinamis, yang dipengaruhi ajaran Hindu Bairawa. Buai Tumi kemudian kemudian dapat dipengaruhi empat orang pembawa Islam berasal dari Pagaruyung, Sumatera Barat yang datang ke sana. Mereka adalah Umpu Nyerupa, Umpu Lapah di Way, Umpu Pernong, dan Umpu Belunguh. Keempat umpu inilah yang merupakan cikal bakal Paksi Pak sebagaimana diungkap naskah kuno Kuntara Raja Niti. Namun dalam versi buku Kuntara Raja Niti, nama poyang itu adalah Inder Gajah, Pak Lang, Sikin, Belunguh, dan Indarwati. Berdasarkan Kuntara Raja Niti, Hilman Hadikusuma menyusun hipotesis keturunan ulun Lampung sebagai berikut: * Inder Gajah * Gelar: Umpu Lapah di Way Kedudukan: Puncak Keturunan: Orang Abung * Pak Lang * Gelar: Umpu Pernong Kedudukan: Hanibung Keturunan: Orang Pubian * Sikin * Gelar: Umpu Nyerupa Kedudukan: Sukau Keturunan: Jelma Daya * Belunguh * Gelar: Umpu Belunguh Kedudukan: Kenali Keturunan: Peminggir * * Indarwati * Gelar: Puteri Bulan Kedudukan: Ganggiring Keturunan: Tulangbawang ADAT ISTIADAT Dalam perkembangannya, secara umum masyarakat adat Lampung terbagi dua yaitu masyarakat adat Lampung Saibatin atau peminggir dan masyarakat adat Lampung Pepadun. Masyarakat adat Lampung Saibatin Masyarakat Adat Lampung Saibatin mendiami wilayah adat: Labuhan Maringgai, Pugung, Jabung, Way Jepara, Kalianda, Raja Basa, Teluk Betung, Padang Cermin, Cukuh Balak, Way Lima, Talang Padang, Kota Agung, Semaka, Suoh, Sekincau, Batu Brak, Belalau, Liwa, Pesisir Krui, Ranau, Martapura, Muara Dua, Kayu Agung rmpat kota ini ada di Propinsi Sumatera Selatan, Cikoneng di Pantai Banten dan bahkan Merpas di Selatan Bengkulu. Masyarakat Adat Saibatin seringkali juga dinamakan Lampung Pesisir karena sebagian besar berdomisili di sepanjang pantai timur, selatan dan barat lampung, masing masing terdiri dari: — Paksi Pak Sekala Brak (Lampung Barat) — Keratuan Melinting (Lampung Timur) — Keratuan Darah Putih (Lampung Selatan) — Keratuan Semaka (Tanggamus) — Keratuan Komering (Provinsi Sumatera Selatan) — Cikoneng Pak Pekon (Provinsi Banten) Masyarakat adat Lampung Pepadun Masyarakat beradat Pepadun/Pedalaman terdiri dari: — Abung Siwo Mego (Unyai, Unyi, Subing, Uban, Anak Tuha, Kunang, Beliyuk, Selagai, Nyerupa) Masyarakat Abung mendiami tujuh wilayah adat: Kotabumi, Seputih Timur, Sukadana, Labuhan Maringgai, Jabung, Gunung Sugih, dan Terbanggi. — Mego Pak Tulangbawang (Puyang Umpu, Puyang Bulan, Puyang Aji, Puyang Tegamoan) Masyarakat Tulangbawang mendiami empat wilayah adat: Menggala, Mesuji, Panaragan, dan Wiralaga. — Pubian Telu Suku (Minak Patih Tuha atau Suku Manyarakat, Minak Demang Lanca atau Suku Tambapupus, Minak Handak Hulu atau Suku Bukujadi) Masyarakat Pubian mendiami delapan wilayah adat: Tanjungkarang, Balau, Bukujadi, Tegineneng, Seputih Barat, Padang Ratu, Gedungtataan, dan Pugung. — Sungkay-WayKanan Buay Lima (Pemuka, Bahuga, Semenguk, Baradatu, Barasakti, yaitu lima keturunan Raja Tijang Jungur) Masyarakat Sungkay-WayKanan mendiami sembilan wilayah adat: Negeri Besar, Ketapang, Pakuan Ratu, Sungkay, Bunga Mayang, Belambangan Umpu, Baradatu, Bahuga, dan Kasui. Diperkirakan bahwa yang pertama kali mendirikan adat Pepandu adalah masyarakat Abung yang ada disekitar abad ke-17 masehi di zaman seba Banten. Pada abad ke-18 masehi adat Pepandu berkembang pula di daerah Way kanan, Tulang Bawang dan Way Seputih (Pubian). Kemudian pada permulaan abad ke-19 masehi, adat Pepandu disempurnakan dengan masyarakat kebuai inti dan kebuai-kabuai tambahan (gabungan). Bantuk-bentuk penyempurnaan itu melahirkan apa yang dinamakan Abung Siwo Migou (Abung Siwo Mego), Megou Pak Tulang Bawang dan Pubian Telu Suku. Sifat-sifat Ulun Lampung Menurut kitab Kuntara Raja Niti, orang Lampung memiliki sifat-sifat sebagai berikut: · Piil-pusanggiri (malu melakukan pekerjaan hina menurut agama serta memiliki harga diri), · Juluk-adok (mempunyai kepribadian sesuai dengan gelar adat yang disandangnya), · Nemui-nyimah (saling mengunjungi untuk bersilaturahmi serta ramah menerima tamu), · Nengah-nyampur (aktif dalam pergaulan bermasyarakat dan tidak individualistis), dan, · Sakai-sambaian (gotong-royong dan saling membantu dengan anggota masyarakat lainnya). Sifat-sifat di atas dilambangkan dengan ‘lima kembang penghias sigor’ pada lambang Provinsi Lampung. Sifat-sifat orang Lampung tersebut juga diungkapkan dalam adi-adi (pantun): Tandani hulun Lampung, wat piil-pusanggiri Mulia hina sehitung, wat malu rega diri Juluk-adok ram pegung, nemui-nyimah muwari Nengah-nyampur mak ngungkung, sakai-sambaian gawi. Adat istiadat dan kehidupan tradisional menjadi ciri khas suku-suku bangsa Indonesia, yang sebagian besar menjadi penduduk daerah ini. Namun demikian beberapa tradisi asli upacara cakak pepadun (upacara pelantikan untuk memegang suatu jabatan/kedudukan dalam adat). Pemberian gelar (adok/adek) dalam upacara perkawinan adat biasanya diikuti oleh seluruh masyarakat adat yang bersangkutan dan berlangsung cukup hikmad dan lama. Minggu pertama diadakan acara rapat kampung; pada minggu kedua mempersiapkan segala keperluan dan sampai kepada upacara pernikahan. Upacara tersebut diatas sering juga disertai dengan acara-acara kesenian, pesta khusus muda-mudi seperti muakhi/jaga damar, dan sebagainya. Upacara Adat yang masih dilestarikan Kuruk Limau Upacara Tujuh Bulanan Becukor Upacara gunting rambut bayi yang berumur 2 tahun Turun Tanah Upacara ketika bayi berumur 3 bulan Nyerak Upacara melubangi bagian daun telinga bayi perempuan untuk memasang anting-anting Rebahdiah Upacara adat perkawinan besar dari suku saibatin Hibalbatin Upacara adat perkawinan jujur antara pria dan wanita yang berlainan marga Bumbung Aji Upacara adat perkawinan jujur tingkat 2, dimana mempelai pria hanya menggunakan pakaian haji Intar Padang Upacara perkawinan adat yang tidak dilakukan di balai adat, melainkan hanya dilakukan oleh pemuka adat dan tidak disaksikan oleh penyeimbang Sebambangan Upacara Perkawinan tanpa melalui lamaran dan masa tunangan Ngelepaskan Niat Upacara yang dilakukan seseorang untuk memenuhi nazar Ngerujak-ngelimau Upacara makan rujak dan membersihkan rambut pada saat menjelang bulan Ramadhan Bajenong Jaru Upacara pengukuhan kepala marga yang baru. Falsafah Hidup Masyarakat Setempat : Pi'il Pesenggiri Segala sesuatu yang menyangkut harga diri, prilaku dan sikap hidup yang dapat menjaga dan menegakkan nama baik dan martabat secara pribadi maupun kelompok yang senantiasa dipertahankan. Sakai Sambaian Gotong Royong, Tolong-menolong, bahu membahu, dan saling memberi sesuatu yang diperlukan bagi pihak lain. Nemui Nyimah Bermurah hati dan ramah tamah terhadap semua pihak baik terhadap orang dalam kelompoknya maupun terhadap siapa saja yang berhubungan dengan mereka. Nengah Nyappur Tata pergaulan masyarakat Lampung dengan kesediaan membuka diri dalam pergaulan masyarakat umum dan pengetahuan luas. Bejuluk Baedek Tata ketentuan pokok yang selalu diikuti dan diwariskan turun temurun dari zaman dahulu. Kebukit Samo Mendaki, Kelurah Samo Menurun, Yang Berat Samo Dipikul Yang RIngan Samo Dijinjing. dengan senantiasa dilandasi dengan semangat hidup atau dikenal dengan 5 (lima) filosofi/prinsip hidup yaitu : Pi'il Pesenggiri, Bejuluk Beadek, Nemuy Nyimah, Nengah Nyappur dan Sakay Sembayan, yang merupakan tekad masyarakat Lampung dengan kesadaran bersama sehingga tetap terpelihara kerukunan antar sesama masyarakat yang saling asah, saling asih dan saling asuh. dengan santiasa AGAMA Suku Lampung hidup di Propinsi Lampung, Sumatra Selatan, Indonesia. Suku terabaikan ini populasinya 2 juta dan hanya ada beberapa orang Kristen saja di sana. Orang lampung Kristen yang tadinya beragama non-Kristen biasnya menghindari percakapan tentang iman mereka karena takut di benci oleh keluarga, diusir oleh keluaraga, diusir oleh masyarakat atau bahkan dianiaya sampai meniggal. Ini yang menyebabkan Injil sulit untuk tersebara di sana. Karena mereka dikenal sering menggunakan kekerasan, pembalas dendam dan sombong maka orang-orang Lampung ini sangat sulit dijangkau. Lebih dari 90% penduduknya memeluk agama Islam; kebanyakan sangat berbakti, beberapa malah militan. Islam di Lampung bercampur dengan berbagai adat keagamaan, memekai jimat-jimat, dan percaya takhayul. Banyak suku Jawa yang bertransmigrasi ke Lampung menyebabkan orang-orang Lampung memegang lebih teguh lagi kebudayaan dan terutama agama mereka. Gereja yang ada di Lampung baisanya terdiri dari orang Jawa. Gereja-gereja ini dipandang sebagai ancaman trhadap budaya dan identitas masyarakat Lampung. Seakan rintangan budaya tidak cukup untuk menghalangi masuknya Injul, banyak umat Kristen di sana dilumpuhkan dengan ketakutan dan tidak bersedia untuk membagikan kabar baik karena kemungkinan penyiksaan. Allah sedang bekerja di tengah-tengah suku ini dan agar mereka yang percaya dapat membawa kebangkitan rohani di antara mereka.beberapa orang kristen Indonesia tinggal dan bekerja untuk membagikan Injil di antara suku Lampung ini. Ada juga beberapa kelompok kecil dan orang-orang percaya yang berkeiginan kuat untuk membagikan Injil dengan teman-teman dan keluarga mereka. Tetepi sekarang ini mereka masih bersekutu secara rahasia. Beberapa usaha telah di lakukan untuk menabur benih Injil di Lampung. Beberapa Alkitab telah di terjemahkan kedalam bahasa mereka ( ada juga mereka yang dapat membaca dan mengerti Alkitab Indonesia). BAHASA Bahasa orang Lampung disebut behasou Lampung atau umung Lampung atau cewo Lampung. Bahasa ini dibagi menjadi 2 logat yakni : 1. Logat Lampung Belalau, terbagi lagi menjadi : a. logat Jelma Doya, b. Pemanggilan Peminggir, c. Melinting Peminggir d. Pubian. 2. Logat Lampung Abung, terbagi lagi menjadi : a. Sub dialek Abung b. Sub dialek Tulang bawang. Masyarakat Lampung yang plural menggunakan berbagai bahasa, antara lain bahasa Indonesia, bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Bali, bahasa Minang, dan bahasa setempat yang disebut bahasa Lampung.Sehari-hari orang Lampung bertutur dengan bahasa Lampung. Bahasa Lampung, adalah sebuah bahasa yang dipertuturkan oleh Ulun Lampung di Propinsi Lampung, selatan palembang dan pantai barat Banten. Bahasa ini termasuk cabang Sundik, dari rumpun bahasa Melayu-Polinesia barat dan dengan ini masih dekat berkerabat dengan bahasa Sunda, bahasa Batak, bahasa Jawa, bahasa Bali, bahasa Melayu dan sebagainya. Aksara Lampung yang disebut dengan Had Lampung adalah bentuk tulisan yang memiliki hubungan dengan aksara Pallawa dari India Selatan. Macam tulisannya fonetik berjenis suku kata yang merupakan huruf hidup seperti dalam Huruf Arab dengan menggunakan tanda tanda fathah di baris atas dan tanda tanda kasrah di baris bawah tapi tidak menggunakan tanda dammah di baris depan melainkan menggunakan tanda di belakang, masing-masing tanda mempunyai nama tersendiri. Artinya Had Lampung dipengaruhi dua unsur yaitu Aksara Pallawa dan Huruf Arab. Had Lampung memiliki bentuk kekerabatan dengan aksara Rencong, Aksara Rejang Bengkulu dan Aksara Bugis. Had Lampung terdiri dari huruf induk, anak huruf, anak huruf ganda dan gugus konsonan, juga terdapat lambing, angka dan tanda baca. Had Lampung disebut dengan istilah KaGaNga ditulis dan dibaca dari kiri ke kanan dengan Huruf Induk berjumlah 20 buah. Berdasarkan peta bahasa, Bahasa Lampung memiliki dua subdilek. Pertama, subdialek A (api) yang dipakai oleh ulun Melinting-Maringgai, Pesisir Rajabasa, Pesisir Teluk, Pesisir Semaka, Pesisir Krui, Belalau dan Ranau, Komering, dan Kayu Agung (yang beradat Lampung Peminggir/Saibatin), serta Way Kanan, Sungkai, dan Pubian (yang beradat Lampung Pepadun). Kedua, subdialek o (nyo) yang dipakai oleh ulun Abung dan Menggala/Tulangbawang (yang beradat Lampung Pepadun). Dr Van Royen mengklasifikasikan Bahasa Lampung dalam Dua Sub Dialek, yaitu Dialek Belalau atau Dialek Api dan Dialek Abung atau Nyow. A. Dialek Belalau (Dialek Api), terbagi menjadi: Bahasa Lampung Logat Belalau dipertuturkan oleh Etnis Lampung yang berdomisili di Kabupaten Lampung Barat yaitu Kecamatan Balik Bukit, Batu Brak, Belalau, Suoh, Sukau, Ranau, Sekincau, Gedung Surian, Way Tenong dan Sumber Jaya. Kabupaten Lampung Selatan di Kecamatan Kalianda, Penengahan, Palas, Pedada, Katibung, Way Lima, Padangcermin, Kedondong dan Gedongtataan. Kabupaten Tanggamus di Kecamatan Kotaagung, Semaka, Talangpadang, Pagelaran, Pardasuka, Hulu Semuong, Cukuhbalak dan Pulau Panggung. Kota Bandar Lampung di Teluk Betung Barat, Teluk Betung Selatan, Teluk Betung Utara, Panjang, Kemiling dan Raja Basa. Banten di di Cikoneng, Bojong, Salatuhur dan Tegal dalam Kecamatan Anyer, Serang. Bahasa Lampung Logat Krui dipertuturkan oleh Etnis Lampung di Pesisir Barat Lampung Barat yaitu Kecamatan Pesisir Tengah, Pesisir Utara, Pesisir Selatan, Karya Penggawa, Lemong, Bengkunat dan Ngaras. Bahasa Lampung Logat Melinting dipertuturkan Masyarakat Etnis Lampung yang bertempat tinggal di Kabupaten Lampung Timur di Kecamatan Labuhan Maringgai, Kecamatan Jabung, Kecamatan Pugung dan Kecamatan Way Jepara. Bahasa Lampung Logat Way Kanan dipertuturkan Masyarakat Etnis Lampung yang bertempat tinggal di Kabupaten Way Kanan yakni di Kecamatan Blambangan Umpu, Baradatu, Bahuga dan Pakuan Ratu. Bahasa Lampung Logat Pubian dipertuturkan oleh Etnis Lampung yang berdomosili di Kabupaten Lampung Selatan yaitu di Natar, Gedung Tataan dan Tegineneng. Lampung Tengah di Kecamatan Pubian dan Kecamatan Padangratu. Kota Bandar Lampung Kecamatan Kedaton, Sukarame dan Tanjung Karang Barat. Bahasa Lampung Logat Sungkay dipertuturkan Etnis Lampung yang Berdomisili di Kabupaten Lampung Utara meliputi Kecamatan Sungkay Selatan, Sungkai Utara dan Sungkay Jaya. Bahasa Lampung Logat Jelema Daya atau Logat Komring dipertuturkan oleh Masyarakat Etnis Lampung yang berada di Muara Dua, Martapura, Komring, Tanjung Raja dan Kayuagung di Propinsi Sumatera Selatan. B. Dialek Abung (Dialek Nyow), terbagi menjadi: Bahasa Lampung Logat Abung Dipertuturkan Etnis Lampung yang yang berdomisili di Kabupaten Lampung Utara meliputi Kecamatan Kotabumi, Abung Barat, Abung Timur dan Abung Selatan. Lampung Tengah di Kecamatan Gunung Sugih, Punggur, Terbanggi Besar, Seputih Raman, Seputih Banyak, Seputih Mataram dan Rumbia. Lampung Timur di Kecamatan Sukadana, Metro Kibang, Batanghari, Sekampung dan Way Jepara. Kota Metro di Kecamatan Metro Raya dan Bantul. Kota Bandar Lampung di Gedongmeneng dan Labuhan Ratu. Bahasa Lampung Logat Menggala Dipertuturkan Masyarakat Etnis Lampung yang bertempat tinggal di Kabupaten Tulang Bawang meliputi Kecamatan Menggala, Tulang Bawang Udik, Tulang Bawang Tengah, Gunung Terang dan Gedung Aji. Aksara Lampung disebut aksara Kaganga Aksara Kaganga merupakan sebuah nama kumpulan beberapa aksara yang berkerabat di Sumatra sebelah selatan. Aksara-aksara yang termasuk kelompok ini adalah antara lain aksara Rejang, Kerinci, Lampung, Rencong dan lain-lain. Nama kaganga ini merujuk pada ketiga aksara pertama dan mengingatkan kita kepada urutan aksara di India. Istilah kaganga diciptakan oleh Mervyn A. Jaspan (1926-1975), antropolog di University of Hull (Inggris) dalam buku Folk literature of South Sumatra. Redjang Ka-Ga-Nga texts. Canberra, The Australian National University 1964. Istilah asli yang digunakan oleh masyarakat di Sumatra sebelah selatan adalah Surat Ulu. Aksara Batak atau Surat Batak juga berkerabat dengan kelompok Surat Ulu akan tetapi urutannya berbeda. Diperkirakan zaman dahulu di seluruh pulau Sumatra dari Aceh di ujung utara sampai Lampung di ujung selatan, menggunakan aksara yang berkerabat dengan kelompok aksara Kaganga (Surat Ulu) ini. Tetapi di Aceh dan di daerah Sumatra Tengah (Minangkabau dan Riau), yang dipergunakan sejak lama adalah huruf Jawi. Perbedaan utama antara aksara Surat Ulu dengan aksara Jawa ialah bahwa aksara Surat Ulu tidak memiliki pasangan sehingga jauh lebih sederhana daripada aksara Jawa, dan sangat mudah untuk dipelajari . Aksara Surat Ulu diperkirakan berkembang dari aksara Pallawa dan aksara Kawi yang digunakan oleh kerajaan Sriwijaya di Sumatra Selatan. MATA PENCAHARIAN & TEKNOLOGI Pada umumnya mata pencaharian penduduk di bidang pertanian, perkebunan, nelayan, buruh jasa, pegawai negeri, karyawan swasta, dengan distribusi pekerjaan yang beragam dan gerak sosialnya relatif dinamis. Sedangkan wilayah pantai Timur juga diarahkan pada pelestarian alam dan lingkungan hidup melalui penanaman terumbu karang buatan, budidaya kerang hijau serta penanam bakau. Bagaimanapun perubahan distribusi mata pencaharian penduduk terkait dengan pertumbuhan penduduk, perkembangan ekonomi, perdagangan, teknologi industri, teknologi informasi, dan perubahan sosial karena adanya pembangunan. Meski pada setiap wilayah kabupaten dan kota memiliki keunggulan dari aspek ekonomi, ternyata dinamika dan perkembangan pasar menuntut warga masyarakat agar lebih responsif terhadap perkembangan yang cenderung semakin cepat dan kompleks. Masyarakat sebagai sistem sosial berubah karena terjadi interaksi yang signifikan dalam sub-sub sistem sosial yang dapat diamati secara struktural maupun fungsional sistem mata pencaharian hidup umumnya kan juga berhubungan dengan peralatan hidup dan teknologi. klo dia pedagang enak udah jelas. klo nelayan kan juga harus punya kapal dan hal-hal yang berbau dengan pengetahuan tentang kapal dan perikanan serta cuaca dan iklim. Pada masa lalu, orang Lampung telah memiliki keris yang disebut emas wai besi yang dipakai khusus oleh golongan bangsawan pada masyarakat Lampung Pepadun. ORGANISASI SOSIAL Sistem Perkawinan Bentuk perkawinan masyarakat Lampung dibedakan atas 2 bentuk, yaitu 1. Perkawinan biasa. Dalam perkawinan biasa seorang istri dan anak-anaknya menjadi anggota kelompok suaminya. Sebagai gantinya, suami diwajibkan memberikan mas kawin dan uang jujur (uang jojoh). 2. Perkawinan semanda. Dalam perkawinan ini, pihak keluarga laki-laki tidak membawa uang jujur, tetapi sang suami dan anak-anaknya menjadi anggota keluarga sang istri. Selain itu, dalam perkawinan pada masyarakat Lampung,ada larangan kawin antara orang-orang yang tidak sederajat. Sistem Kekerabatan Prinsip penarikan garis keturunan orang Lampung bersifat patrilineal. Pada masyarakat Saibatin pengelompokan dalam satu kampung membentuk sebuah klen kecil yang disebut sebatin yang terbentuk atas dasar keturunan atau perkawinan. Secara umum anak laki-laki tertua dari keturunan yang lebih tua mempunyai kedudukan istimewa, yaitu sebagai ahli waris keluarganya. Sistem Kemasyarakatan Pada masyarakat Lampung Saibatin, pemimpin Saibatin disebut penyimbang sebatin. Sedangkan pada masyarakat Lampung Pepadun, dipimpin oleh penyimbang tiyuh. Beberapa tiyuh tergabung menjadi satu kesatuan lebih besar disebut buay atau kebuayan. Pada masyarakat Lampung Pepadun berlaku hukum adat yang didasarkan pada Piagam Adat Lampung Siwo Migo. Pelanggaran terhadap ketentuan adat dikenai sanksi berupa denda atau keharusan melaksanakan upacara adat. Kehidupan kemasyarakatan di atur dengan sistem kekerabatan yang bersifat Genealogis Patrilineal dimana pemarintahan dilakuka secara adat terutama yang menyatur sistem mata pencaharian, sistem kekerabatan, kehidupan sosial dan budaya. Aspek Pembangun Pada masa lalu, masyarakat Lampung mengenal adanya pembagian pelapisan sosial. Tetapi dengan berjalannya waktu, sistem pelapisan sosial ini mulai berubah. Kalangan rakyat biasa dapat tampil menjadi pemimpin dan memegang kekuasaan. Orng Lampung juga sangat menghormati dan mematuhi hukum adat yang berlaku sebagai cerminan tingkah laku di jaman modern saat ini. PENDIDIKAN Pada masa lalu orang Lampung telah mengenal pola perkampungan yang menyebar disepanjang aliran sungai. Orang Lampung juga telah memiliki aksara sendiri. Selain itu, mereka juga sudah mengenal bangunan semacam lumbung disebut “walai” atau “balai” untuk menyimpan bahan makanan pokok. BANDAR LAMPUNG : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Lampung terus melakukan pelestarain sastra dan budaya Lampung. Pelestarian sastra dikhususkan pada sastra lisan. Kepala Bidang Kebudayaan dan Kesenian Disbudpar Suwandi, saat dihubungi via telepon, Jumat (20-2), mengatakan Disbudpar Provinsi Lampung telah bekerja sama dengan Radio Republik Indonesia (RRI) untuk mengadakan siaran sastra lisan. Selain itu, Disbudpar juga akan mendata ahli-ahli sastra lisan di setiap kabupaten. Bentuk sastra lisan di setiap kabupaten di Lampung kadang berbeda satu sama lain. "Pasti ada ahli sastra lisan di setiap kabupaten, tapi terkadang jarang muncul sehingga tidak diketahui orang lain," kata Suwandi. Provinsi Lampung, kata Suwandi, akan menjadi tuan rumah lomba sastra lisan tahun 2010. Selain itu ada beberapa kegiatan yang bisa mendukung pelestarian satra dan budaya Lampung, seperti seminar budaya, pertemuan penghayat kepercayaan, dan seminar arkelogi. Penghayat atau penganut kepercayaan sudah masuk dalam ranah budaya sehingga ada nilai-nilai positif yang akan dilestarikan. Menurut Suwandi, pelestarian sastra Lampung dalam penerbitan buku akan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan (Disdik). Penerbitan buku-buku sekolah untuk mata pelajaran muatan lokal bahasa Lampung menjadi wewenang Disdik. Namun, Disbudpar tetap mempunyai program menerbitkan media berbahasa Lampung, misalnya booklet, leaflet, dan buku. Disbudpar telah bekerja sama dengan sebuah lembaga untuk menerbitkan kamus bahasa Lampung-Indonesia. Namun, hingga kini kamus itu belum dicetak. Mengenai pelestarian budaya, lanjut Suwandi, Provinsi Lampung telah memiliki Peraturan Daerah (Perda) No.6 Tahun 2008 tentang Pelestarian Budaya. Dalam perda tersebut, setiap hari masyarakat harus menggunakan bahasa Lampung, setiap kegiatan harus menggunakan pakaian khas Lampung, dan pembuatan bangunan khas Lampung di setiap bangunan yang didirikan. Bangunan pemerintah dan swasta harus mencirikan budaya Lampung. "Misalnya dengan pembuatan siger di atas bangunan yang didirkan. Masyarakat Bali pun selalu memberi simbol budaya pada bangunan yang dibuat," kata Suwandi. Suwandi menambahkan, perda tersebut hanya sebatas himbauan tidak memuat sanksi. Sanksi hanya dikenakan bagi oknum yang melakukan perusakan terhadap barang peninggalan budaya. Agar perda tersebut efektif, Pemerintah Propinsi akan menyosialisasikan terlebih dahulu. Sosialisasi penting agar masyarakat tidak kaget dan menolak penerapan perda. Hasil sosialisasi akan menjadi bahan dalam pembuatan peraturn gubernurnya. Pemprop ingin agar budaya Lampung menjadi tuan rumah din negeri sendiri. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Lampung Jhonson Napitupulu, saat ditanya mengenai program pelestarian budaya di sekolah, menjelaskan bahwa pelestarian budaya masuk kewenangan Disbudpar. Penerbitan buku berbahasa Lampung serta buku muatan lokal di sekolah juga masuk wilayah kerja Disbudpar. Daftar Perguruan Tinggi yang ada di Lampung : Universitas Lampung IAIN Raden Intan Politeknik Pertanian Lampung Politeknik Kesehatan Lampung Universitas Bandar Lampung Universitas Muhammadiyah Lampung Universitas Darmajaya Universitas Malahayati Universitas Tulang Bawang Perguruan Tinggi Teknokrat STKIP PGRI Bandar Lampung KESENIAN Orang Lampung dikenal sebagai penghasil kain tenun tradisional (tapis) dengan motif hiasan yang indah. Pada masa lalu, kain tapis ini hanya digunakan pada upacara perkawinan atau upacara adat lainnya. Bentuk kesenian lainnya yaitu jenis tari-tarian yang dikembangkan untuk kebutuhan upacara-upacara adat, misalnya tari sambai, tari kipas, dan sebagainya. Mereka juga memiliki alat-alat musik miasalnya, gendang, kulintang, talo, dan serdam (suling bambu). Tapis Lampung Kain Tapis merupakan salah satu jenis kerajinan tradisional masyarakat Lampung dalam menyelaraskan kehidupannya baik terhadap lingkungannya maupun Sang Pencipta Alam Semesta. Karena itu munculnya kain Tapis ini ditempuh melalui tahap-tahap waktu yang mengarah kepada kesempurnaan teknik tenunnya, maupun cara-cara memberikan ragam hias yang sesuai dengan perkembangan kebudayaan masyarakat. Menurut Van der Hoop disebutkan bahwa orang lampung telah menenun kain Brokat yang disebut Nampan (Tampan) dan kain Pelepai sejak abad II masehi. Motif kain ini ialah kait dan konci (Key and Rhomboid shape), pohon hayat dan bangunan yang berisikan roh manusia yang telah meninggal. Juga terdapat motif binatang, matahari, bulan serta bunga melati. Dikenal juga tenun kain tapis yang bertingkat, disulam dengan benang sutera putih yang disebut Kain Tapis Inuh. Hiasan-hiasan yang terdapat pada kain tenun Lampung juga memiliki unsur-unsur yang sama dengan ragam hias di daerah lain. Hal ini terlihat dari unsur-unsur pengaruh taradisi Neolithikum yang memang banyak ditemukan di Indonesia. Masuknya agama Islam di Lampung, ternyata juga memperkaya perkembangan kerajinan tapis ini. Walaupun unsur baru tersebut telah berpengaruh, unsur lama tetap dipertahankan. Adanya komunikasi dan lalu lintas antar kepulauan Indonesia sangat memungkinkan penduduknya mengembangkan suatu jaringan maritim. Dunia kemaritiman atau disebut dengan jaman bahari sudah mulai berkembang sejak jaman kerajaan Hindu Indonesia dan mencapai kejayaan pada masa pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan islam antara tahun 1500 1700. Bermula dari latar belakang sejarah ini, imajinasi dan kreasi seniman pencipta jelas mempengaruhi hasil ciptaan yang mengambil ide-ide pada kehidupan sehari-hari yang berlangsung disekitar lingkungan seniman dimana ia tinggal. Penggunaan transportasi pelayaran saat itu dan alam lingkungan laut telah memberi ide penggunaan motif hias pada kain kapal. Ragam motif kapal pada kain kapal menunjukkan adanya keragaman bentuk dan konstruksi kapal yang digunakan. Dalam perkembangannya, ternyata tidak semua suku Lampung menggunakan Tapis sebagai sarana perlengkapan hidup. Diketahui suku Lampung yang umum memproduksi dan mengembangkan tenun Tapis adalah suku Lampung yang beradat Pepadun. Pakaian Khas Suku Lampung Selai itu, Kain Tapis adalah pakaian wanita suku Lampung yang berbentuk kain sarung terbuat dari tenun benang kapas dengan motif atau hiasan bahan sugi, benang perak atau benang emas dengan sistim sulam (Lampung; "Cucuk"). Dengan demikian yang dimaksud dengan Tapis Lampung adalah hasil tenun benang kapas dengan motif, benang perak atau benang emas dan menjadi pakaian khas suku Lampung. Jenis tenun ini biasanya digunakan pada bagian pinggang ke bawah berbentuk sarung yang terbuat dari benang kapas dengan motif seperti motif alam, flora dan fauna yang disulam dengan benang emas dan benang perak. Tapis Lampung termasuk kerajian tradisional karena peralatan yang digunakan dalam membuat kain dasar dan motif-motif hiasnya masih sederhana dan dikerjakan oleh pengerajin. Kerajinan ini dibuat oleh wanita, baik ibu rumah tangga maupun gadis-gadis (muli-muli) yang pada mulanya untuk mengisi waktu senggang dengan tujuan untuk memenuhi tuntutan adat istiadat yang dianggap sakral. Kain Tapis saat ini diproduksi oleh pengrajin dengan ragam hias yang bermacam-macam sebagai barang komoditi yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Tari Ada berbagai jenis tarian yang merupakan aset budaya Provinsi Lampung. Salah satu jenis tarian yang terkenal adalah Tari Sembah. Ritual tari sembah biasanya diadakan oleh masyarakat lampung untuk menyambut dan memberikan penghormatan kepada para tamu atau undangan yang datang, mungkin bolehlah dikatakan sebagai sebuah tarian penyambutan. Selain sebagai ritual penyambutan, tari sembah pun kerap kali dilaksanakan dalam upacara adat pernikahan masyarakan Lampung. Musik Sebagaimana sebuah daerah, Lampung memiliki beraneka ragam jenis musik, mulai dari jenis tradisional hingga modern (musik modern yang mengadopsi kebudayaan musik global.red). Adapun jenis musik yang masih bertahan hingga sekarang adalah: Klasik Lampung, jenis musik ini biasanya diiringi oleh alat musik gambus dan gitar akustik. Mungkin jenis musik ini merupakan perpaduan budaya Islam dan budaya asli itu sendiri. Beberapa kegiatan festival diadakan dengan tujuan untuk mengembangkan budaya musik tradisional tanpa harus khawatir akan kehilangan jati diri. Festival Krakatau contohnya, adalah sebuah Festival yang diadakan oleh Pemda Lampung yang bertujuan untuk mengenalkan Lampung kepada dunia luar dan sekaligus menjadi ajang promosi pariwisata. Sastra tradisi lisan Lampung Sastra lisan Lampung menjadi milik kolektif suku Lampung. Ciri utamanya kelisanan, anonim, dan lekat dengan kebiasaan, tradisi, dan adat istiadat dalam kebudayaan masyarakat Lampung. Sastra itu banyak tersebar dalam masyarakat dan merupakan bagian sangat penting dari khazanah budaya etnis Lampung. A. Effendi Sanusi (1996) membagi lima jenis sastra tradisi lisan Lampung: peribahasa, teka-teki, mantera, puisi, dan cerita rakyat. Sesikun/sekiman (peribahasa) Sesikun/sekiman adalah bahasa yang memiliki arti kiasan atau semua berbahasa kias. Fungsinya sebagai alat pemberi nasihat, motivasi, sindiran, celaaan, sanjungan, perbandingan atau pemanis dalam bahasa. Seganing/teteduhan (teka-teki) Seganing/teteduhan adalah soal yang dikemukakan secara samar-samar, biasanya untuk permainan atau untuk pengasah pikiran. Memmang (mantra) Memmang adalah perkataan atau ucapan yang dapat mendatangkan daya gaib: dapat menyembuhkan, dapat mendatangkan celaka, dan sebagainya. Warahan (cerita rakyat) Warahan adalah suatu cerita yang pada dasarnya disampaikan secara lisan; bisa berbentuk epos, sage, fabel, legenda, mite maupun semata-mata fiksi. Puisi Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan seseorang secara imajinatif dan disusun dengan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasikan struktur fisik dan struktur batin. Sastra modern Lampung Sebagaimana Melayu di Sumatra pada umumnya, Suku Lampung sangat kental dengan tradisi kelisanan. Pantun, syair, mantra, dan berbagai jenis sastra berkembang tidak dalam bentuk keberaksaraan, sehingga wajar jika memiliki pola-pola sastra lama yang serupa sebagai ciri dari kelisanan itu. Tidak seperti sastra Jawa, Sunda, dan Bali yang sudah lama memiliki sastra modern, sastra modern berbahasa Lampung baru bisa ditandai dengan kehadiran kumpulan sajak dwibahasa Lampung Indonesia karya Udo Z. Karzi, Momentum (2002). 25 puisi yang terdapat dalam Momentum tidak lagi patuh pada konvensi lama dalam tradisi perpuisian berbahasa Lampung, baik struktur maupun dalam tema. Dengan kata lain, Udo melakukan pembaruan dalam perpuisian Lampung sehingga ada yang menyebutnya "Bapak Puisi Modern Lampung". Teater Perkembangan teater di Lampung banyak dilatarbelakangi dari keinginan para pelajar dan mahasiswa yang tergabung dalam kelompok seni untuk mendalami seni peran dan pertunjukkan. Beberapa kelompok teater kampus dan pelajar yang masih tercatat aktif sampai saat ini. Sedangkan beberapa teater yang digerakkan seniman-seniman Lampung yaitu Teater Satu, Komunitas Berkat Yakin (Kober), Teater Kuman, Teater Sendiri. Penggerak teater di Lampung yang masih eksis mengembangkan seni pertunjukkan teater melalui karya-karyanya antara lain Iswadi Pratama, Ari Pahala Hutabarat, Robi akbar, M. Yunus, Edi Samudra Kertagama, Ahmad Jusmar, Imas Sobariah, Ahmad Zilalin, Darmawan. Lampung tidak hanya dikenal banyak melahirkan sastrawan-sastrawan baru namun aktor-aktor potensial pun juga tidak sedikit yang muncul seperti, Rendie Dadang Yusliadi, Robi Akbar, Eyie, Iin Mutmainah, M Yunus, Dedi Nio, Liza Mutiara Afriani, Iskandar GB, Ruth Marini. Lampung adalah daerah dengan kebudayaan yang masih asli seperti tulisan Lampung, adat perkawinan, tarian Cangget, Tari Penganggeh, rumah panggung (Nuwo Sesat) serta barang-barang peninggalan leluhur. Diposkan oleh KAYUAGUNG di 19:47 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Entri (Atom) KEMENAG KAB. OKI SUMSEL Foto Saya KAYUAGUNG KAYUAGUNG, SUMATERA SELATAN, Indonesia Lihat profil lengkapku FILE ARSIP ► 2012 (43) ▼ 2011 (264) ▼ Desember (16) ► Des 28 (2) ▼ Des 02 (14) KEMENAG KAB OKI KAYUAGUNG Kabupaten Ogan Komering IlirKabupaten Ogan Komerin... Suku Lampung Suku Lampung adalah suku yang m... Perda Kab. Ogan Komering Ilir ... Kabupaten Ogan Komering Ilir ... KAB OKI DALAM ANGKA Thursday, 20 October 2... KAB OKI DALAM ANGKA Thursday, 20 October 2... MOTTO DAN LAMBANG KABOKI ... VISI DAN MISI KAB OKI ... SOSIALISASI PENGELOLAAN DATA ON LINE DAN PENGENALA... KEMENAG OKI SERAHKAN TAS CALON JAMAAH HAJI KE ASRA... DW KaKemenag Kab.OKI Gelar Acara Demo Masak OKI-... ► November (1) ► Juli (80) ► Mei (167) Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.

KEMENAG OKI: Suku Lampung Suku Lampung adalah suku yang m...

KEMENAG OKI: Suku Lampung
Suku Lampung adalah suku yang m...
: Suku Lampung Suku Lampung adalah suku yang menempati seluruh provinsi Lampung dan sebagian provinsi Sumatera Selatan bagian selata...

Tuesday 25 December 2012

artikel & perbincnganHUBUNGAN SUKU KOMERING & LAMPUNG

Kamis, 04 November 2010 HUBUNGAN SUKU KOMERING & LAMPUNG Tulisan ini dimaksudkan untuk memperkaya khazanah budaya semata. Mohon maaf kepada tetua adat jika ada yang kurang berkenan dalam penyampaiannya. Tulisan ini kami kutip dari salah satu sumber yang tertera pada bagian akhir artikel ini. Bicara mengenai Komering, akan tak terpisahkan dari suku Lampung karena ia merupakan bagian etnis Lampung seperti halnya Ranau, Cikoneng, yang terletak di luar batas administratif Provinsi Lampung. Tak terelakkan lagi, banyak orang komering yang keluar dari daerah asal mereka di sepanjang aliran Way Komering untuk mencari penghidupan baru pindah ke wilayah yang dihuni etnis Lampung lain. Mereka membuka umbul maupun kampung (tiuh). Perpindahan kali pertama mungkin oleh marga Bunga Mayang yang kelak kemudian hari menjadi Lampung Sungkai/Bunga Mayang. Seperti diutarakan Suntan Baginda Dulu (Lampung Ragom, 1997): "Kelompok Lampung Sungkai asal nenek moyang mereka adalah orang komering di tahun 1800 M. pindah dari Komering Bunga Mayang menyusur Way Sungkai lalu minta bagian tanah permukiman kepada tetua Abung Buway Nunyai pada tahun 1818 s.d. 1834 M kenyataan kemudian hari mereka maju. Mampu begawi menyembelih kerbau 64 ekor dan dibagi ke seluruh kebuayan Abung." Oleh Abung, Sungkai dinyatakan sebagai Lampung pepadun dan tanah yang sudah diserahkan Buay Nunyai mutlak menjadi milik mereka. Kemungkinan daerah sungkai yang pertama kali adalah Negara Tulang Bawang membawa nama kampung/marga Negeri Tulang Bawang asal mereka di Komering. Dari sini kemudian menyebar ke Sungkai Utara, Sungkai Selatan, Sungkai Jaya dsb. Di daerah Sungkai Utara, seperti diceritakan Tjik Agus (64) pernah menjabat kacabdin di daerah ini, banyak penduduk yang berasal dari Komering Kotanegara. mereka adalah generasi keempat sampai kelima yang sudah menetap di sana. Perpindahan berikutnya, yang dilakukan Kebuayan Semendaway, khususnya Minanga. Menyebar ke Kasui, Bukit Kemuning, Napal Belah/Pulau Panggung, Bunglai, Cempaka (Sungkai Jaya) di Lampung Utara. Ke Sukadana Lampung Timur dekat Negeri Tuho. Juga masuk ke Pagelaran, Tanggamus. Dua Kampung Komering di Lampung Tengah (Komering Agung/Putih), menurut pengakuan mereka, berasal dari Komering. Nenek Moyang mereka berbaur dengan etnis Abung di Lampung-Tengah. Akan tetapi, mereka kurang mengetahui asal kebuayan nenek moyangnya (mungkin orang yang penulis temui kebanyakan usia muda < 50 tahun). Mereka menyebut Komering yang di Palembang "nyapah" (terendam). Kemungkinan mereka juga berasal dari Minanga. Karena kampong ini yang paling sering terendam air. Daerah Suka Banjar (Tiuh Gedung Komering. Negeri Sakti) Gedongtataan seperti diceritakan Herry Asnawi (56) dan Komaruzaman (70) (pensiunan BPN). Penduduk di sana mengakui mereka berasal dari Komering (Dumanis) walaupun dialek mereka sudah tercampur dengan dialek Pubian. Tidak menutup kemungkinan dari daerah lain di komering seperti Betung dsb., yang turut menyebar masuk daerah Lampung lain. Melihat perjalanan dan penyebaran yang cukup panjang, peran dalam menyumbang etnis Lampung (Sungkai), serta menambah kebuayan Abung (Buay Nyerupa), tak ada salahnya kita mengetahui tentang dialek, tulisan, marga, maupun kepuhyangan yang ada di daerah Komering. Bahasa Komering dalam banyak literatur bahasa Lampung termasuk dialek "a". Sedangkan dialek bahasa Komering, menurut Abu Kosim Sindapati (1970), terbagi menjadi dialek Bengkulah, dialek Tanjung Baru, dialek Semendaway, dan dialek Buay Madang. Kemudin Zainal Abidi Gaffar (1981) membagi menjadi dialek Martapura Simpang dan Buay Madang-Cempaka-Belitang. Perbedaan utama kedua dialek ini bahwa dialek Martapura Simpang memiliki fonem /e/ dan /?/ sedangkan Buay Madang-Cempaka-Belitang tidak. Bahasa Komering juga memiliki tulisan yang disebut Ka-Ga-Nga. Akan tetapi, orang Komering sering pula menyebutnya tulisan Ulu/Unggak. Tulisan ini dipakai orang tua pada zaman dahulu. Sekarang tulisan ini hampir tidak pernah dipakai lagi dan generasi muda tidak seberapa mengenalnya. Adapun marga yang terdapat di Komering Ulu, di antaranya marga Semendawai suku I/II/III dengan wilayah Minanga, Betung, Gunung Batu, Cempaka, dan sekitarnya. Marga Madang Suku I/II, Marga Buay Pemuka Bangsa Raja dengan wilayahnya Rasuan, Kotanegara, Muncak Kabau, Marga Belitang I/II/III dengan wilayah Gumawang, Sumber Jaya, Kota Sari, Marga Buay Pemaca, Marga Lengkayap. Pakaian Adat Suku Komering Marga Kiti dengan wilayah Simpang Tanjung, Gedung Pakuan, Marga Paku Sengkunyit. Marga Bunga Mayang. Marga Buay Pemuka Peliung dengan wilayah Martapura, Kambang Mas, Banton. Marga-marga tersebut kemungkinan tidak sesuai lagi dengan daerahnya karena adanya pemekaran wilayah. Sementara itu, di daerah ilir, bahasa Komering dipakai di daerah Tanjung Lubuk, Pulau Gemantung, dan sebagainya. Sedangkan daerah Kayu Agung merupakan sebuah marga di Kecamatan Kayu Agung. Di daerah Kayu Agung terdapat dua bahasa, yaitu bahasa Kayu Agung (BKA) dan bahasa Ogan dialek /e/. Ada variasi dialek dalam BKA. Variasi dialek yang terdapat di dusun marga Kayu Agung dianggap sebagai variasi asli, yang merupakan suatu dialek mirip dengan bahasa Komering. Adapun asal kepuhyangan/buay/marga yang ada di daerah Komering, seperti yang diuraikan dalam Adat Perkawinan Komering Ulu oleh Hatta/Arlan, Ismail. 2002: Riwayat etnis komering yang menyebar mendirikan tujuh kepuhyangan di sepanjang aliran sungai yang kini dinamakan Komering, ringkasnya sebagai berikut. Pada suatu ketika bergeraklah sekelompok besar turun dari dataran tinggi Gunung Pesagi, Lampung Barat menyusuri sungai dengan segala cara seperti dengan rakit bambu, dan lain-lain. Menyusuri Sungai Komering menuju muara. Menyusuri/mengikuti dalam dialek komering lama adalah samanda. Kelompok pertama ini kita kenal kemudian dengan nama Samandaway dari kata Samanda-Di-Way berarti mengikuti atau menyusuri sungai. Kelompok ini akhirnya sampai di muara (Minanga) dan kemudian berpencar. Mencari tempat-tempat strategis dan mendirikan tiga kepuhyangan. Kepuhyangan pertama menempati pangkal teluk yang agak membukit yang kini dikenal dengan nama Gunung Batu. Mereka berada di bawah pimpinan Pu Hyang Ratu Sabibul. Kepuhyangan kedua menempati suatu dataran rendah yang kemudian dinamakan Maluway di bawah pimpinan Pu Hyang Kaipatih Kandil. Kepuhyangan ketiga menempati muara dalam suatu teluk di bawah pimpinan Pu Hyang Minak Ratu Damang Bing. Di tempat ini kemudian dikenal dengan nama Minanga. Tak lama setelah rombongan pertama, timbul gerakan penyebaran rumpun Sakala Bhra ini. Menyusul pula gerakan penyebaran kedua yang seterusnya mendirikan kepuhyangan keempat. Kepuhyangan keempat menemukan suatu padang rumput yang luas kemudian menempatinya. Mereka di bawah pimpinan Pu Hyang Umpu Sipadang. Pekerjaan mereka membuka padang ini disebut Madang. Yang kemudian dijadikan nama Kepuhyangan Madang. Tempat pertama yang mereka duduki dinamakan Gunung Terang. Kepuhyangan kelima di bawah pimpinan Pu Hyang Minak Adipati yang konon kabarnya suka membawa peliung. Dari kegemarannya ini dinamakan pada nama kepuhyangan mereka menjadi "Pemuka Peliung". Dari kepuhyangan ini kelak kemudian hari setelah Perang Abung menyebar mendirikan kepuhyangan baru, yaitu Kepuhyangan Banton oleh Pu Hyang Ratu Penghulu. Kepuhyangan Pakuon oleh Puhyang itu dan Kepuhyangan Pulau Negara oleh Pu Hyang Umpu Ratu. Kepuhyangan Keenam di bawah pimpinan Pu Hyang Jati Keramat. Istrinya, menurut kepercayaan setempat, berasal dari atau keluar dari Bunga Mayang Pinang. Kepercayaan ini membekas dan diabadikan pada nama kepuhyangan mereka, yaitu Bunga Mayang (kelak kemudian hari, inilah cikal bakal Lampung Sungkai). Kepuhyangan ketujuh di bawah pimpinan Pu Hyang Sibalakuang. Mereka pada mulanya menempatkan diri di daerah Mahanggin. Ada yang mengatakan kepuhyangan daya (dinamis/ulet). Kelak kemudian hari kepuhyangan ini menyebar mendirikan cabang-cabang di daerah sekitarnya seperti Sandang, Rawan, Rujung, Kiti, Lengkayap, dan lain-lain. Nama-nama marga atau kepuhyangan yang berasal dari rumpun kepuhyangan ini banyak menggunakan nama Bhu-Way (buway). Nama kebhuwayan ini dibawa orang-orang dari Sakala Bhra Baru generasi Paksi Pak. Ketujuh kepuhyangan yang mendiami lembah sungai yang kini dinamakan "Komering". Masing-masing pada mulanya berdiri sendiri dengan pemerintahan sendiri. Di bawah seorang sesepuh yang dipanggil pu hyang. Mereka menguasai tanah dan air yang mereka tempati dengan batas-batas yang disepakati. Ditinjau dari tujuan gerakan penyebaran (mempertahankan kelanjutan hidup kelompok untuk mencari tempat yang memberi jaminan kehidupan) serta cara mencari tempat yang strategis dalam mengikuti aliran sungai (samanda-diway), tampaknya Kepuhyangan Samandaway adalah yang pertama dan tertua. Orang-orang Samandaway menempati muara sampai di ujung tanjung (Gunung Batu). Yang patut kita tiru akan rasa solidaritas yang tinggi di antara mereka mengingat akan asal-usul mereka berasal dari kelompok yang sama. Semoga tulisan ini bermanfaat dalam melengkapi tentang marga etnis komering seperti yang telah dilakukan Unila dalam memetakan marga serta wilayah suku Lampung. * Sumber: Mohd Isneini, Dosen Jurusan Sipil Unila, Lampung Post, Minggu, 23 Desember 2007 Terima kasih sikam ucapko atas komentar-komentar sei kuruk melalui facebook Pulau Gemantung: Mar Diah (November 16, 2009 at 8:43 pm) Pantes aj dsni org lmpg srg ngaku2 komring i2 daerah lampung.aq gak suka! Pulau Gemantung (November 18, 2009 at 2:12 pm) haha... Tenang aja Chek, daerah Komering sudah sejak zaman Kesultanan Darussalam merupakan wilayah administratifnya... dan kemudian pada masa penjajahan Belanda daerah Komering termasuk kedalam wilayah Keresidenan Palembang. Mar Diah (November 18, 2009) at 6:49 pm) Hehe.ksel aj dgrny..aq blg mkny liat peta..!! Nuryadi Pahurian (November 23, 2009 at 10:10 am) Jangan marah2, kita smua msh satu garis keturunan...keturunan Nabi Adam...hehehe.. Lion Begawoh (December 5, 2009 at 4:06 pm) Orang kayu agung tu komering atau bukan,,,??soalnyo setiap aku tanyo ma orang kayu agung,katonyo dio bukan orang komering....coba jelaskan kawanku?? Diposkan oleh Pulau Gemantung di 06:41 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook 3 komentar: ДΠÐΓī ψλЙŠäh6 Agustus 2011 11:01 kayu agung tu wong komering jg,cubo lion tanyo sm wong kayuagung yg la tuo2 tp tinggal di lawok amen kato wong kayuagung nyo pst dio ngakui klw dio tu wong komering.dr bhsa be samo nian.tp klu au tnyo sm wong kayuagung yang tinggal di kota nyo dio wong dak mau ngakui nyo.amen kato wong tuo2 dl wong kayu agung tu KOMERING TUHANYUK,bnr apok idak aq dak tau,sbb wong nenek moyang wong kayuangung tu dl melok i aliran sungai mk nyo dio katokan komering tihanyuk.owh sampe lupo!!izin copas kolpah artikel na.donti kutulis ko source na ti blog sija makasih :) Balas Adi Atmadilaga, S.T.12 November 2011 13:19 Alang lamon sai nyukhitako asal usul jolma kumoring, tp sija sai nyak paling kurang panuju, mun kuti liak jah pudak juga kok mak gokgoh, Jak jaman belanda kerajaan kumoring kok wat n layon kerajaan lampung tp kok wat dibah semendawai Balas GREAT LAMPUNG25 Desember 2012 12:24 he he he,emang bener lau komering gk masuk provinsi lampung,tapi termasuk etnis lampung.ginilah kayak suku toba ada sub suku nya yakni suku karo,toba,simalungun,pakpak,mendailing.tentu etnis lampung juga sama.antara lain sub suku etnis lampung--suku krui,sukau,smuwong,abung,ranau,kayu agung,komering,sungkai,semaka,merpas di prov bengkulu,cikoneng pak pekon di prov bantendsb dst.dari sub suku tsb ada yg dulunya adalah marga.sedangkan saya sendiri dari krui,suku krui.dulu kwedanaan krui masuk keresidenan bengkulu kemudian atas ini siatif masyarakatnya bergabungdengan prov lampung yang note bane nya satu etnis.komering,krui,ranau dulu nya adalah satu kedatuan yakni kedatuan pemanggilan yg jauh sblm kedatuan komering dan paksipak berdiri,apa lagi keresidenan bentukan penjajah dan provinsi bentukan republik.tabi kawan,cubalah buka tambo saka(lama)pelajari tentang jurai(garis keturunan/sisilah/kekerabatan)jelas nihan ram sai etnis,sai asal.atoran adat tanoh marga kan memperjelas semua ini bkn kerancuan yg di ciptakan penjaajah dgn politik adu dombanya atau dengan standar republik(NKRI)yang menghapus atoran marga.untuk referensi dunia maya kunjungi blog ini greatlampung.blogspot.com--ulunlampung.blogspot.com atau protomalayans.blogspot.com,google juga wikepidia BalasHapus

suku kayu agung,suku abung,suku sungkai bunga mayang dan kaitan antar mereka

Senin, 25 Oktober 2010 LEGENDA DARI KAYUAGUNG 22:39 Long Story "iman" LSI No comments Sebagai Ibu kota Kabupaten Ogan Komering Ilir, kayuagung merupakan daerah yang sangat penting peranannya di kabupaten ini. Selain penduduk asli, ditempat ini bermukiman penduduk yang berasal dari berbagai daerah, tidak hanya dilingkungan Sumatra Selatan tapi juga dari luar propinsi. Masyarakat kayuagung Asli, menyimpan kisah yang sangat unik, sebagaimana yang dituturkan oleh berbagai sumber tradisional dan modern. Perkisahan dibawah ini, yang didasarkan pada beberapa sumber termasuk karya Dodoh Bihantarti Toponim Masyarakat Kayuagung, diterbitkan oleh Kandep Dikbud Ogan Komering Ilir, Noor Indones dan A Rahman pola penguasaan, pemilikan dan penggunaan Tanah secara Tradisional Daerah Sumatra Selatan Dekdikbud SumSel. Perkisahan ini melukiskan proses pembentukan identitas masyarakat kayuagung. Asal Usul Penduduk dalam Marga kayuagung berasal dari dua keturunan atau poyang. Keduanya, yaitu keturunan yang berasal dari Abung Bungamayang dan dari Skala Berak yaitu Komering-Batak. Abung Bungamayang mula-mula menempati daerah di sekitar Sungai Hitam Lempuing, dengan leluhurnya bernama Mekodum Mutaralam. Sedangkan keturunan yang berasal dari Skala Berak mula-mula bertempat tinggal di Batu Hampar Kijang poyang yang bernama Raja Jungut. Menurut cerita tutur yang beredar di kalangan masyarakt setempat, Puyang Mekodum Mutaralam. Ini berasal dari Abung Bungamayang yaitu suku bangsa yang terdapat di kresidenan Lampung Utara yang bernama Siwo Mego di daerah Wai Kunang. Pada awalnya, orang Abung tinggal di Wai Kunang dengan maksud untuk mencari tempat tinggal di Komering, akan tetapi lantaran mereka terdesak dalam suatu peperangan, maka mengundurkan diri memasuki sungai Macak, keluar ke sungai Lempuing. Di daerah inilah kemudian orang Abung menetap. Tempat yang mula-mula diduduki orang Abung ialah Kotapandan di daerah Sungai Hitam yaitu anak sungai Lempuing. Komunitas itu dipimpin langsung oleh Mekodum Mutaralam. Setelah meninggal dunia, ia digantikan oleh puteranya yang bergelar Raden Sederajat. Ketika Raden Sederajat wafat ia digantikan oleh puteranya bernama Indera Bumi. Indera Bumi mempunyai dua putera laki-laki yaitu Setiaraja Diyah dan Setia Tanding. Tokoh yang namanya disebutkan pertama, yaitu Setiaraja Diyah yang menggantikan kedudukan ayahnya sebagai pimpinan orang Abung Bungamayang katika beliau wafat. Dalam memimpin, ia dibantu oleh jurutulis Setiabanding Sugih. Kedudukannya berada di kotapandan. Pada masa kepemimpinan Setiaraja memimpin, maka ditetapkanlah adat istiadat kemasyarakatan oleh patih Gajahmada.Adat istiadat itu berisi peraturan tentang adat istiadat pedusunan, adat bujang gadis,dan masalah etika lainnya. Pada masa ini di ajarkan pula penulisan dengan menggunakan aksara Surat Rencong. Untuk mengatasi jumlah penduduk yang telah berkembang, pada masa kekuasaan Setiaraja Diyah Ini di lakukan pengembangan wilayah dengan membuka perkampungan sekaligus penempatan penduduk sekitar sungai lempuing, dengan nama Bulu Nawa. Ditempat baru ini diselenggarakan pula pemerintahan baru, yang masih berinduk pada kekuasaan lama yang berkedudukan dikota Pandan. Lambat laun, Bulu Nawa manjadi suatu tempat yang ramai dan maju. Kondisi ini mengundang kedatangan orang-orang yang berasal dari tempat-tempat yang jauh, termasuk orang-orang asing untuk mencari penghidupan. Bulu Nawa mulai di kenal sebagai tempat perdagangan. Karena telah menjadi sangat maju, sampai-sampai Setiaraja Diyah menggabungkan diri dengan negeri Bulu Nawa. Setiaraja Diyah menikahkan Putri nya si Rambut Putih dengan Ratu Aji. Tokoh yang di sebutkan terahir ini adalah memiliki kehebatan yang sangat tinggi sehingga di sebut sebagai dewa suku Milung yang pertama kali turun ke dunia. Menantu Setiaraja Diyah yang hebat ini menerima gelar Depati Jorang Angkatan dan ia menggantikan Setiaraja Diyah. Depati jorang Angkatan mempunyai anak bernama Depati punya Bumi. Anak inilah yang menggantikannya setelah ia mangkat. Depati punya Bumi selanjutnya di gantikan oleh Depati Lanang, yang setelah mangkat digantikan anaknya Depati Bungkuk. Akan halnya saudara Setiaraja Diyah, yaitu Setia Tanding telah berpindah tempat Ke pematang Bidara. Dalam kedudukannya sebagai pimpinan di pematang Bidara, ia selanjutnya digantikan oleh putera nya yang dikenal dengan sebutan Setia Kujang. Setia Kujang merasa kurang cocok di Pematang Bidara sehingga selanjutnya berpindah lebih ke hilir sungai, di suatu tempat sebelah hilir Muara Burnai sekarang. Setelah mangkat, Setia Kujang digantikan oleh puteranya Setia Landai. Setia Landai berkedudukan di kota Besi, sementara depati Bungkuk tetap berkedudukan di Bulu Nawa. Malang tidak dapat di hindarkan, pada masa kekuasaan kedua tokoh ini kota Besi dan Bulu Nawa secara bersamaan di serang oleh banjir sehingga keduanya, bersamaan seluruh rakyat pindah ketempat lain yang lebih aman. Setia Landai mendapatkan tempat di Pematang Sudahutang yaitu di berada di hulu Pedamaran sekarang, dan di beri nama Perigi. Sementara Setia Bungkuk mendapatkan tempatnya di Tanjung Beringin di tepian Batanghari Mesuji. Pada waktu mengungsi lantaran banjir, Depati Bungkuk membawa seperangkat gamelan yang diberi nama Tale Seratus. Kini gamelan itu telah tidak ada lagi karena telah dijual oleh salah seorang diantara keturunannya, yaitu Depati Kemala Anom. Depati Bungkuk mempunyai dua orang anak yaitu Purbajaya, dan yang satu lagi Depati Punya Bumi Muda yang kemudian menggantikannya memimpin dalam komunitas di Tanjung Beringin itu. Pada masa kekuasaan Depati Punya Bumi, masyarakat Abung yang berada di Tanjung Beringin berpindah tempat kehilir Pematang Sudahutang yaitu Perigi. Akan tetapi karena Perigi telah dipimpin oleh Setia landai maka Depati Punya Bumi Muda berada di bawah kekuasaan Setia Landai. Setia Landai sendiri, setelah wafat digantikan oleh puteranya Depati Jana dan memindahkan masyarakatnya dari pematang Sudahutang ke suatu dusun yang baru diberi nama Perigi pula. Pemindahan itu merupakan hasil mufakat antara Depati Jana dengan tokoh yang berasal dari skala Berak yang berkedudukan di Batuampar, yaitu Tuan Pegaduh. Karena terjadi pernikahan antara Surapati, anak Depati Jana dengan puteri Tuan Pegaduh yang bernama Dayang Sekara, maka Tuan Pegaduh memindahkan masyarakat dusunnya dari Batuampar ke suatu tempat masih ditepi sungai Komering. Tempat ini di kembangkan menjadi suatu dusun yang ramai. Lantaran di dusun itu di beri nama Kayuagung. Setelah berdiri dusun perigi dan kayuagung, maka masyarakat di dusun Sudahutang banyak yang meninggalkan tempat kediamannya semula. Ada yang pindah dan menetap di hulu dusun Perigi dan diberi nama Kotaraya. Kotaraya di pimpin oleh Departi Punya Bumi Muda. Sebagian lagi, penduduk Sudahutang pindah ke suatu tempat di seberang kayuagung dan di beri Sukadana. Sukadana di pimpin oleh saudara Depati Punya Bumi Muda yang bergelar Purbajaya. Depati Punya Bumi Muda berganti gelar menjadi Depati Kemalaratu Anom. Tokoh yang akan memangku jabatan kepala dusun, hendak lah di pilih oleh orang-orang Abung Bungamayang yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Raja Diyah dan Setia Tanding. Selanjutnya, dusun Sukadana kemudian dimekarkan kepada dusun Jua-Jua dan dipimpin oleh Tuan Jimat. Begitulah, tempat ini terus berkembang mencapai sembilan sehinga disebut dengan Morge Siwe atau Sembilan Marga. Suhunan di Palembang merasa memerlukan seorang untuk membantunya mengatur kesembilan dusun itu. Untuk itu dipilihlah salah seorang di antara pimpinan kesembilan dusun itu. Tokoh yang dipilih adalah Depatiraja Ikutan Muda. Dari Sukadana. Dalam kedudukan tersebut, Depatiraja Ikutan Muda diberi seperangkat atribut kebesaran oleh Suhunan palembang berupa satu payung perada atau emas, dua keris, tiga bilah pedang, dua pucuk tombak bertopang perak, satu lampit ulung, satu kajang seremang dari kain hitam bermotif bunga prada, dan sebuah gong. Gong pemberian suhunan sebagai atribut kebesaran ini memiliki keunikan tersendiri yang legendaris. Diceritakan bahwa apabila seorang diantara keturunan Raja Ikutan Muda meninggal dunia maka gong itu bersuara dengan sendirinya. Depati Raja Ikutan Muda diganti oleh putera saudaranya Depati Mahmud dengan gelar Ingganta yaitu anak Depati Mulia Jaya. Pada masa ini daerah tersebut takluk pada pemerintahan kolonial Belanda. Sejak masa itu pula terjadi susunan pemerintahan. Kisah di Balik Nama Sampai saat pemerintahan marga dibubarkan, dilingkungan marga Kayuagung telah berkembang manjadi 19 dusun, yaitu Sukadana, Paku, Mangun Jaya, Sida Kersa, Jua-Jua, Kayuagung, Perigi, Kotaraya, Kedaton, Celikah, Kijang Ulu, Muara Burnai, Tanjungsari, Lubuk Seberuk, Rantau Durian, Sungai Belida, Secupak, Tebing Suluh, dan Cahya Bumi. (Dewasa ini, jumlah itu telah bertambah). Setiap nama dusun tersebut memiliki cerita tersendiri sebagai asal-usulnya, sebagaimana dipaparkan berikut. Sukadana, dinamakan Sukadana karena lebak dari dusun itu mengelilingi sebuah danau. Pada mulanya dusun ini bernama Suka Danau, tapi lama kelamaan berubah penuturannya menjadi Sukadana. Sementara itu dusun Paku, dinamakan demikian memiliki latar belakang peristiwa berhubungan dengan tumbuhan paku atau sejenis pakis. Menurut cerita, pada waktu merintis dusun ini, Tuan Mekedum alias Bucit terjatuh kedalam pusaran air di Lubukbaru. Tempat ini berada di sebelah selatan dusun Jua-Jua. Pada waktu terjatuh itu ia dapat berpegang pada serumpun tumbuhan paku dan lantaran itu ia selamat dari pusaran air. Untuk memperingati peristiwa ini dusun ini dinamakan dengan dusun Paku. Menurut cerita, Bucit menjadikan paku sebagai suatu tumbuhan patangan untuk dimakan. Mangun Jaya, berasal dari nama seseorang pimpinan yang merintis di buatnya dusun ini. Namanya adalah si Mangun, sedangkan jaya berarti sukses atau kejayaan. Sida Kersa, diambil dari penggunaan tempat ini pada zaman dahulu sebagai tempat orang penghukuman. Dalam bahasa kayuagung, orang hukuman disebut Dersa. Kata ini selanjutnya di pandang sebagai kata dasar yang setelah melalui penuturan dari masa ke masa menjadi Sida Kersa. Jua-Jua di ambil dari nama ikan Juwa-juwa yaitu semacam ikan ikan seluang. Karena mengikuti penuturan lama kelamaan kata juwa-juwa berubah menjadi Jua-Jua. Kayuagung, disebut demikian sebagaimana telah disinggung terdahulu ialah karena ditengah-tengah dusun ini terdapat sebatang kayu yang sangat besar. Sekarang kayu itu sudah tidak ada lagi. Perigi, dinamakan Perigi karena pada waktu mendirikannya didusun ini ada sebuah kolam atau Perigi. Lagi pula nama ini merupakan pindahan dari nama dusun di Pematang Sidahutang. Selanjutnya Kotaraya, dusun ini merupakan pindahan dari dusun yang pada masa sebelum bencana banjir besar, sangat ramai. Sedangkan kedaton disebut demikian karena didirikan di atas daratan yang dahulu bernama Talang kedaton. Sedangkan Celikah dan dusun Muara Burnai memperoleh nama demikian lokasi dusun ini terletak pada muara sungai Burnai anak sungai Lempuing. Demikian pula halnya dengan Tanjung sari yang memperoleh namanya lantaran berada pada Tanjungan sungai. Dusun tanjungsari sangat mudah terlihat dari arah hulu maupun hilir sungai sehingga tempat ini menjadi sangat strategis untuk melakukan berbagai kegiatan sosial-budaya. Lubuk Seberuk memperoleh nama demikian karena di tempat itu terdapat suatu lubuk yang banyak berisi ikan seberuk, sedangkan Rantau Durian dahulu merupakan suatu tempat berkebun durian. Sungai Belida mengambil nama sungai yang melintas di dusun itu, sedangkan dusun Secupak dinamakan Secupak karena terletak ditepian sebuah tempat yang bernama Tembaku Secupak. Nama Cahaya Bumi berasal dari rasa optimisme masyarakat pada awal tempat itu dibangun menjadi suatu perkampungan. Penduduk ditempat ini berasal dari dusun Belitang Komering Ilir Ulu. Mereka datang kesini maksud dengan mencari penghidupan yang lebih baik, dan merasakan bahwa di dusun ini mereka memang memperoleh perbaikan hidup yang lebih sejahtera. Oleh karenanya mereka menamakan tempat yang baru ini dengan Cahya Bumi yaitu daerah yang memberikan sinar atau harapan. Di antara sembilan belas dusun yang disebutkan tadi, hanya dusun kayuagung yang di huni oleh keturunan dari Skala Berak, sedangkan dusun lain oleh keturunan Abung Bungamayang. Selanjunya kayuagung pernah memiliki peranan yang sangat penting sebagai “ibu kota)” onder-efdeeling Komering Ilir, disamping Tanjung raja sebagai ibu kota onder-afdeeing Ogan ilir. Dewasa ini, kayuagung merupakan ibu kota Kabupaten Ogan Komering Ilir. Posted in: WISATA DAN BUDAYA 0 komentar: Poskan Komentar Link ke posting ini Buat sebuah Link Share Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More Videos Tags Blog Archives Copyright © 2011 Long Story "iman" LSI | Powered by Blogger Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | fantastic sams coupons

suku kayu agung--marga kayu agung keturunan suku sungkai bunga mayang .sungkai bunga mayang adalah sub suku dari suku lampung sbg etnis utama

// you're reading... Uncategorized Marga Kayuagung Posted by hollywoodcity ⋅ May 27, 2011 ⋅ Leave a Comment Oleh: Faisol M. Nur Suku Kayuagung terdapat di bekas Marga Kayuagung dan berasal dari Abung Bunga Mayang. Abung Bunga Mayang adalah suatu suku yang terdapat di Lampung, bernama Siwomego dalam wilayah Wai Kunang. Suku Bunga Mayang mula-mula menempati daerah di sekitar Sungai Hitam Lempuing, dengan leluhurnya bernama Mekodum Muhtaralam. Sedangkan keturunan yang berasal dari Skala Berak mula-mula bertempat tinggal di Batuhampar Kijang poyang yang bernama Raja Jungut. Pada awalnya, orang Abung tinggal di Wai Kuang dengan maksud untuk mencari tempat tinggal di Komering, akan tetapi lantaran mereka terdesak dalam suatu peperangan, maka mengundurkan diri memasuki sungai Macak, keluar ke sungai Lempuing. Di daerah inilah kemudian orang Abung menetap. Karena beberapa alas an, mereka melakukan migrasi sampai ke tempat yang pada masa kasunanan Palembang dikenal sebagai wilayah Morge Siwe atau Sembilan Marga. Pada masa keratin Palembang belum dikuasai Belanda. Dusun-dusun di Kayuagung dipersatukan dan diberi nama Marga Kayuagung dan meliputi daerah-daerah yang sekarang berada di luar Kayuagung. Ketika itu, sebagaimana keadaan di Sumatera Selatan pada umumnya marga Kayuagung dipimpin oleh seorang Pasirah. Sebelum marga dihapuskan pada tahun 1983, marga Kayuagung mencakupi tiga marga yaitu Marga Kayuagung, Teloko, dan Pegagan Ulu Suku II. Suku Kayuagung menyebar terutama di dalam lingkungan kecamatan Kayuagung. Bahasanya terdiri dari dua dialek yaitu dialek Kayuagung dan dialek Ogan. Mata pencaharian utama masyarakat adalah pertanian, perdagangan dan membuat kerajinan gerabah dari tanah liat. Garis keturunan ditarik secara bilateral. Susunan masyarakatnya banyak dipengaruhi oleh adapt Simbur Cahaya. Sebagian besar penduduknya menganut Agama Islam. Share this: Twitter Facebook

great lampung:Budaya Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir

arrybob Kamis, 07 Januari 2010 Budaya Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir BUDAYA Last Updated Wednesday, 07 October 2009 22:00 Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki keanekaragaman budaya, bahasa dan adat istiadat. Sejumlah kesenian, museum purbakala (muskala), dan sejarah nilai budaya (jarahnitra) masih dapat ditemukan hingga saat ini. Sehingga diperlukan perhatian serius bersama dalam pemeliharaan dan pembinaannya. Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir, sejauh ini berusaha membina dan melestarikan kebudayaan yang ada. Melalui berbagai even yang diselenggarakan, aspek kebudayaannya senantiasa diangkat dan ditonjolkan. Bahkan salah satunya melalui pembuatan video compact disc, yang nantinya dapat memberikan gambaran kepada masyarakat luas atas kebudayaan dan kebiasaan positif yang dilakukan masyarakat. Tradisi sarah di Kayuagung misalnya, dimana pasangan suami istri minimal pada tahun pertama, baik yang sudah punya momongan (anak) atau belum, diwajibkan untuk bersilaturrahim ke seluruh anak famili dari perempuan, sembari membawa rentengan berisi berbagai jenis makanan. Sementara memasuki bulan puasa (Ramadhan), pasangan suami istri ini biasanya memberikan antar-antaran kepada keluarga perempuan, yang terdiri sembilan BUDAYA Last Updated Wednesday, 07 October 2009 22:00 bahan pokok. Lalu, budaya Midang Morge Siwe (midang= keliling, morge siwe= sembilan marga), dimana pasangan muda mudi akan mengenakan pakaian adat Kayuagung, sebagai wujud pelestarian adat dan budaya. Budaya ini pada awalnya merupakan syarat perkawinan Mabang Handak, yakni adat beradat dimana tahap ini telah dapat diakui dan disepakati melalui petunjuk oban-oban sewaktu memutuskan “rasan jadi” yang telah dilakukan sebelumnya. Guna melestarikan adat dan budaya, masyarakat diberi kesempatan untuk menyelenggarakan adat dan budayan ya. Sejumlah data budaya dan adat istiadat yang ada dapat ditemukan di beberapa kecamatan, yakni: Kecamatan Kayuagung Kesenian : Tari penguton, incang-incang, tari sambung ayam, tari cang-cang, tari konoi mibor, tari cindo, tari perempuan kurungan, tari benang setungkal, dan tari gurdan. Museum Purbakala : Rumah bari, makam Ratu Jimat, makam Puyang Buncit, makam Seriang Kuning, monumen Perjuangan, makam pahlawan, dan makam tokoh perjuangan. Sejarah Nilai Budaya : Midang Morge Siwe, Mengarak Haji, Perhau Jukung, Legenda Negeri Silap, Legenda Putri Rambut Putih, Legenda Bulu Cawang, Gerabah Adat Perkawinan, Mabak Handuk dan Bidar. Suku : Kayuagung dan Pegagan. BUDAYA Last Updated Wednesday, 07 October 2009 22:00 Kecamatan Tanjung Lubuk dan Teluk Gelam Kesenian : Tari Ngantak dan Tari Gopung Museum dan Purbakala : Makam Syeh, makam rumah seratus tiang, rumah adat Pulau Gemantung, masjid tua, rumah mantan Pangeran Benkulah Pulau Gemantung. Sejarah Nilai Budaya : Qur'an tua (berumur diatas seratus tahun), Beduk tua (diatas seratus tahun), Adat Nyucuk. Suku : Bengkulah, Ogan, dan suku Komering Kecamatan Pedamaran dan Pedamaran Timur Kesenian : Tanjidor Sejarah Nilai Budaya : Rumah rakit, Legenda Siberanak dan Sembilan Muyang, dan anyaman tikar purun. Suku : Penesak BUDAYA Last Updated Wednesday, 07 October 2009 22:00 Kecamatan Pampangan dan Pangkalan Lampam Museum dan Purbakala : Batu Pengantin, batu lesung, batu gajah, dan bukit batu Sejarah Nilai Budaya : Legenda bukit batu, pohon jerukung Suku : Pegagan Kecamatan Lempuing dan Lempuing Jaya Kesenian : Reog, Ludruk dan Sintren Sejarah Nilai Budaya : Legenda Saman Lempuing Suku : Ogan, Komering, dan Jawa BUDAYA Last Updated Wednesday, 07 October 2009 22:00 Kecamatan Mesuji, Mesuji Makmur dan Mesuji Raya Kesenian : Wayang Kulit Suku : Ogan, Komering, Jawa dan sunda Kecamatan Tulung Selapan Kesenian : Batanghari Sembilan dan Gamelan Museum dan Purbakala : Makam Panglima Batu Api, Pemangku Adat Selapan Sejarah Nilai Budaya : Masjid Awaliyah, Masjid Taqwa, Legenda Panglima Batu Api dan Legenda Puyang atung Bungsu Suku : Tulung Selapan/anak Mate Idop, Minang, Jawa, dan Bugis Kecamatan Jejawi Museum dan Purbakala : Monumen perjuangan batas pemunduran BUDAYA Last Updated Wednesday, 07 October 2009 22:00 Kecamatan Air Sugihan Suku : Ogan, Komering, Jawa, Sunda, dan Bali Diposkan oleh aribob di 22:10 Tidak ada komentar: Poskan Komentar Posting Lebih Baru Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom) Lencana Facebook Ari Selalu Sial Buat Lencana Anda Powered By Blogger Teman - Teman Teman - Teman Lagi Atraksi Pengikut Kumpulan - Kumpulan Arry Bob ▼ 10 (2) ▼ Jan 2010 (2) ► Jan 17 (1) ▼ Jan 07 (1) Budaya Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir Mengenai Saya Foto Saya aribob Bila seseorang sedang jatuh cinta terkadang akan membutakan dirinya untuk memiliki pasangan idamannya. Tetapi terkadang hal itu tidak berlaku karena ada hal yang harus dipertimbangkan untuk memiliki pasangan idaman anda. Ada beberapa arti tentang cinta yang menyatakan bahwa apakah itu cinta yang sesungguhnya atau cinta itu secara nafsu belaka. Lihat profil lengkapku Amazon MP3 Clips

marga kayu agung dan suku komering

KAYUAGUNG KLIK JUDUL - Upacara Adat Turgi/Nurgi (Munggah). - Upacara Adat Mulah - Upacara Adat Midang - Upacara adat ngantat pekurangan. - Upacara adat pati sapi. - Upacara adat oban sow-sow midang. - Nyuak dan ngulom (mengundang). - Ngebengiyankon (minta bantuan tetangga). - Upacara adat mendirikan tarub/bangsal - Upacara Adat Ningkuk - Kilu Wali Nikah - Sorah Gawi Pada Proatin. - Upacara dan Adat Perkawinan TENTANG KAYUAGUNG Kayuagung adalah kabupaten yang merupakan ibu kota kabupaten Ogan Komering Ilir sumatera selatan, Indonesia. Kabupaten Ogan Komering Ilir merupakan daerah tingkat II di Sumatera Selatan yang luasnya sekitar 21.469,90 kilometer persegi yang secara geografis terletak antara 104 20′-160′ derajat Bujur Timur dan 4o 30′-4o 15 derajat Lintang Selatan. Ibukotanya Kayuagung, sekitar 66 km di selatan Palembang. Berpenduduk sebanyak 972.000 lebih yang sebagian besar beragama Islam. Topografi daerah ini didominasi dataran rendah dengan rawa-rawa yang luas, terutama di kawasan Timur yang berbatas dengan selat Bangka dan Laut Jawa. Dataran tinggi dan perbukitan sulit dijumpai di daerah ini. Dataran rendah sebagian masih berhutan lebat dan padang alang-alang, disamping terdapat perkebunan karet, kelapa sawit, buah-buahan, tebu, dan lain sebagainya. Pabrik gula di Sumatera Selatan yang mensuplai kebutuhan gula untuk daerah ini.Mata pencaharian penduduknya umumnya bertani, disamping sebagai pengrajin pada industri kecil dan pertukangan. Kayuagung cukup terkenal dengan kerajinan tanah liat yang memproduksi alat-alat masak, dapur, dsb. Industri kerajinan antara lain kerajinan keramik yang berlokasi di Payakabung, tenu kain tanjung, kerajinan kuningan, emas dan alumunium dan lain-lain. Ogan Komering Ilir dikenal sebagai daerah pengahasil buah-buahan dan ikan di Sumatera Selatan. Letak Geografis Secara geografis wilayah Ogan Komerng Ilir terletak antara 104°20’ – 160’ Bujur Timur dan 4°30’ – 4°15’ Lintang Selatan. Sebelah utara : Kabupaten ogan ilir dengan kota palembang Sebelah timur : Selat bangka dan laut jawa Sebelah selatan : Kabupaten ogan komering ulu dan propinsi lampung Sebelah barat : Kabupaten muara enim Sejak tahun 2004, wilayah administratif Kabupaten Ogan Komering Ilir yang semula terdiri 12 kecamatan telah mengalami pemekaran, dan sampai dengan tahun 2005 wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir dibagi menjadi 18 Kecamatan yang terdiri dari 271 desa dan 11 kelurahan. Iklim dan Curah Hujan Kabupaten Ogan Komering Ilir merupakan daerah yang beriklim tropis, musim kemarau umumnya berkisar antara bulan Mei sampai dengan bulan Oktober setiap tahunnya. Sedangkan musim penghujan berkisar antara bulan November sampai dengan bulan April, penyimpangan musim biasanya berlangsung 5 (lima) tahun sekali berupa musim kemarau yang lebih panjang daripada musim penghujan dengan rata-rata curah hujan 1.096 mm pertahun dan rata-rata hari hujan 66 hari pertahun. Topografi Wiilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki ketinggian rata-rata 10 (sepuluh)meter dari permukaan air laut terdapat hamparan dataran rendah yang sebagian besar daerah rawa yang membentang dari utara sampai selatan yaitu Tanjung Lubuk dengan ketinggian 6 (enam) meter dari permukaan laut selain itu di Kabupaten Ogan Komering Ilir mengalir sungai yang berfungsi yang sebagai jalur transportasi air di Kabupaten Ogan Komering Ilir hanya terdapat 1 (satu) bukit, yakni Bukit Gajah di Kecamatan Tulung Selapan. Daerah pegunungan hampir tidak ada, hanya terdapat daratan sempit dan daerah yang berbukit di kecamtan Pampangan Flora dan Fauna Flora dan Fauna yang terdapat didaerah ini berupa tanaman dan binatang tropis. Tanaman hutan yang ada antara lain : Meranti, Merawan, Terentarang, Gelam, Pelawan dan Petanang. Tanaman perkebunan yang terkenal adalah karet, kelapa sawit dan jambu mente, disamping itu terdapat buah-buahan seperti Duku, Durian, Rambutan, Nangka, Jeruk, Semangka, Pisang dan Pepaya.tanaman pangan yang terdapat didaerah ini adalah Padi, Palawija, Singkong serta sayur-sayuran. Adat Istiadat Kabupaten Ogan Komering Ilir terbagi atas beberapa suku yang berbeda adapt istiadatnya. Secara garis besar terbagi atas : ☺Suku Komering, meliputi berbagai daerah hulu sungai komering seperti Kecamatan Tanjung Lubuk dan Kecamatan Kota Kayuagung. ☺Suku Penesak, meliputi Kecamatan Pedamaran ☺Suku Jawa sebagian suku jawa dahulunya transmigran yang telah puluhan tahun menetap di Kabupaten Ogan Komering Ilir sebagian besar mereka berada di kecamatan lempuing, mesuji, pematang panggang, Air Sugihan, dan Cengal. ☺Suku Melayu sebagaian suku ini terdapat di Kecamatan Sirah Pulau Padang, Jejawi, Pampangan dan Tulung Selapan. Penduduk, Agama dan Sosiokultural Berdasarkan hasil sensus tahun 2004 Kabupaten Ogan Komering Ilir berpenduduk sebanyak 656.828 Jiwa dengan luas wilayah19.023,50 Ha yang tersebar di seluruh kecamatan Kabupaten OKI. Apabila dibandingkan dengan luas wilayah, maka kepadatan penduduk tertinggi di Kecamatan Kota Kayuagung sebesar 372 jiwa/Km² dan kepadatan penduduk terendah terdapat dikecamatan Tulung Selapan sebesar 9 jiwa / Km². Mayoritas penduduk memeluk agama islam yang berpengaruh pula terhadap adat istiadat, budaya dan kehidupan sehari-hari. Hari-hari besar islam secara umum dirayakan dengan khitmat, seperti Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha, Maulud Isra’ Mi’rad, Nuzul Qur’an dan lain sebagainya. Mesjid dan Mushollah hampir terdapat di setiap pelosok. Kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Ogan Komering ilir cukup Harmonis. Di daerah ini sifat kegotong-royongan dalam masyarakat tidak membedakan agama, suku ataupun status sosial. Hubungan sosial lebih didasari rasa, kebangsaan, sedang tata cara dalam pergaulan sehari-hari lebih dipengaruhi adat istiadat, seperti dalam bersopan santun, berbicara dan lain sebagainya. Secara umum Masyarakat diKabupaten Ogan Komering Ilir bersifat ramah terhadap tamu atau pendatang. Mereka juga sudah menyerap dan beradaptasi dengan modernisasi dan umumnya bersikap terbuka untuk hal-hal yang positif serta mau menerima pembaharuan terutama di bidang pembangunan. Pariwisata Sektor Pariwisata merupakan Sektor Unggulan di Provinsi Sumatera Selatan. Kabupaten Ogan Komering Ilir merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan yang kaya akan Potensi Alam Budaya untuk dikembangkan menjadi Objek Wisata. Dalam pengembangannya, objek wisata di Kabupaten Ogan Komering Ilir mengalami kemajuan yang berarti seiring upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir. Objek Wisata di Kabupaten Ogan Komering Ilir yaitu Objek Wisata Alam, Objek dan Daya Tarik Wisata Budaya dan Objek dan Daya Tarik Wisata Minat Khusus. OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA POTENSI WISATA ALAM Yang ada di Kab.OKI : 1. Danau Teluk Gelam di Kecamatan Tanjung Lubuk 2. Pulau Maspari di Kecamatan Tulung Selapan 3. Lebak Air Itam dan Danau Teluk Rasau di Kecamatan Pedamaran 4. Lebak Deling Pangkalan Lampam di Pangkalan Lampam 5. Hutan Suaka Sebokor, Hutan Mangrove di Kecamatan Tulung Selapan 6. Sungai Komering di Kecamatan Kota Kayuagung 7. Lebak Besar Teloko di Kecamatan Kota Kayuagung 8. Pantai Sungai Lumpur di Kecamatan Cengal 9. Kuala Sungai Pasir di kecamatan Tulung Selapan Objek Wisata di Kabupaten Ogan Komering Ilir yang menjadi Unggulan. Banyak hal yang menjadi Daya Tarik di Danau Teluk Gelam, yaitu berlayar menelusuri Danau Danau dengan Kapal Pesiar. Jet Sky, Dayung dan juga tersedia Sarana Permainan Anak. Kelengkapan Akomodasi di Objek Wisata ini antara lain Hotel Kembar berbintang Dua dan Home Stay. DAFTAR OBJEK DAYA TARIK WISATA ALAM OKI 2009 NO NAMAODTW ALAM DAYA TARIK LOKASI 1 Danau Teluk Gelam Panorama Alam, Rekreasi/olh raga air Teluk Gelam 2 Sungai Komering Sungai Yang Indah,Serta Bangunan Kota Lama Kayuagung Disekitarnya (Riverfront Kota Lama Kayuagung) Kota Kayuagung 3 Pulau Mangrove Panorama Hutan Mangrove Pantai Timur Cengal 4 Pulau Maspari Pulau Kecil, Pemukiman Nelayan Tulung Selapan 5 Lebak Besar Teloko Rawa Rawa Lebak Di Tengah Kota Kayuagung 6 Danau Teluk Rasau Rawa Rawa Lebak Didalam Pedamaran 7 Kuala Lebung Itam Muara Sungai, Pemukiman Nelayan Tulung Selapan 8 Kuala Sungai Sibur Muara Sungai, Pemukiman Nelayan Tulung Selapan 9 Kuala Sungai Pasir Muara Sungai, Pemukiman Nelayan Tulung Selapan 10 Pantai Sungai Lumpur Muara Sungai, Pemukiman Nelayan Cengal DAFTAR NAMA OBJEK DAYA TARIK WISATA BUDAYA OKI 2009 NO NAMA ODTW BUDAYA DAYA TARIK LOKASI 1 Rumah Seratus Tiang Keunikan rumah adat memiliki 100 (seratus) tiang dan mempunayai alang sepanjang 30 (tiga puluh) meter tanpa sambung. Didalamnya terdapat peninggalan benda-benda tradisional. Tanjung Lubuk 2 Negeri Silop (Negeri Hilang) Keindahan negeri yang fatamorgana (merupakan negeri siluman menurut cerita warga sekitar). Kayuagung 3 Makam Seriang Kuning Merupakan Makam Leluhur Bagi Masyarakat Setempat Kayuagung 4 Makam Ratu Jimat dan Puyang Bucit Merupakan Makam Leluhur Bagi Masyarakat Setempat Kayuagung 5 Rumah Adat Kayuagung Keunikan rumah adapt yang berusia ± 200 tahun, banyak memiliki nilai sejarah dan nilai tradisional didalamnya. Kayuagung 6 Bukit Batu Terdapat sebuah Pohon Jerungkung (pohon aren tempat terjadinya perkelahian antara sipahit lidah dan si mata empat), terdapat Batu Gajah, Batu Pengantin, Batu Lesung, merupakan daerah keramat bagi warga sekitar. Pampangan DAFTAR NAMA OBJEK DAYA TARIK WISATA MINAT KHUSUS 2009 NO NAMA ODTW MINAT KHUSUS DAYA TARIK LOKASI 1 Danau Teluk Gelam Memiliki Landscape yang baik, dapat menikmati olah raga air, rally wisata, dapat menyaksikan lomba seni suara burung perkutut, Extreme Adventure Off Road, camping, Hiking, Playground untuk anak-anak serta dapat menyaksikan event-event kesenian dan kebudayaan di obyek wisata ini. (Wisata Adventure, Wisata Sport dan Wisata Air). Teluk Gelam DAFTAR NAMA PEJABAT DAERAH OKI TAHUN 2009 NO NAMA JABATAN GOLONGAN 1 DAFTAR PEJABAT DAERAH 1.Ir.H. Ishak Mekki MM 2.H. Engga Dewata Zaenal S.Sos 3.Drs.H.M. Amin Jalalen 4.H.Nehru BHM.Saleh, S.Sos 5.Drs. Ali Amer 6.Drs. Ismail Faisol, M.Si 7.Ir. Fathony Syarif, MM Bupati OKI Wakil Bupati OKI Sekda OKI Asisten I Asisten II Asisten III Asisten IV IV/c IV/a IV/c IV/b IV/b 2 BAGIAN PEMERINTAHAN Drs.MHD. Dahlan, MM KABAG IV/a 3 BAGIAN HUKUM Drs. Muhammad Ridwan, SH KABAG IV/a 4 BAGIAN PERTAHANAN Hendri, SH, MM KABAG IV/a 5 BAGIAN EKONOMI Drs. Syamsi Saleh KABAG IV/b 6 BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN Ir. Muhammad Hafiz, MM KABAG IV/a 7 BAGIAN KEUANGAN Daud, S.IP, M.Si KABAG III/d 8 BAGIAN UMUM H. Fachrudin Tauhid KABAG III/c 9 BAGIAN ORGANISASI Fahrul Rozi, S.Sos, MM KABAG IV/a 10 BAGIAN KESEJAHTERAHAN RAKYAT Sumijarno, S.Sos, MM KABAG III/d 11 BAGIAN PERLENGKAPAN Ir. Fauzi H.Karim KABAG IV/a 12 BAGIAN HUMAS & PROTOKOL Drs. Edward Candra KABAG III/c Suka Be the first to like this. 3 Komentar Add your own 1. dian | Mei 26, 2010 pada 10:54 pm :0) bermanfaat ni buat cari tugas buat admin salam kenal y …………. :) n saran ny tlg d pasang poto kayuagung nya Balas 2. Amar | Oktober 12, 2010 pada 2:01 pm Thx infonya .. Berguna banget ni cz saya orang baru dikayuagung. Balas 3. Triansyah | Desember 16, 2011 pada 10:48 am bermanfaat sekali untuk menunjukan nama harum Kabupaten Ogan komering Ilir, Ibu kota kayuagung…. terutama kepada teman-teman saya, yang tidak mengetahui nama tempat asal saya di Lebung batang Kec. Pangkalan lampam. Balas Tinggalkan Balasan Trackback this post | Subscribe to the comments via RSS Feed Tema: Blix by Sebastian Schmieg . Blog pada WordPress.com. Skip to toolbar WordPress.com Current blog avatar Ciknah Blog Follow Like joni New Post Log Out