Tuesday 7 August 2012

MARGA BANDING AGUNG - RANAU KETURUNAN SAI BATIN BANDING AGUNG suku lampung juga

Senin, 05 Desember 2011 MARGA BANDING AGUNG - RANAU KETURUNAN SAI BATIN BANDING AGUNG SURAT KETURUNAN Adapun diadakan abduling (rapat) hari ini, berdiri empat paksi, artinya yang asal radja dibalik bukit. Ratu umpu buai bujalan di way, keturunan pesirah marga kembahang, yaitu sudah 18 zaman yang telah lalu sampai kepada zaman dalom jaya kesuma sekarang. Ratu umpu buai pernong, keturunan pesirah marga tenubang dan pesirah marga batu berak yaitu sudah 18 zaman yang telah lalu sampai kepada sultan mangku tenumbang dan sultan laila muda sekarang. Begitupun banding agung dalam s.negara Ratu umpu buay belangah, keturunan pangeran marga kenali yaitu sudah 18 zaman yang lalu sampai kepada pangeran jaya dilampung sekarang. Ratu umpu buay nyerupa, keturunan merah hasan gelar sultan ratu pikulan marga sukau yaitu sudah 16 zaman yang telah lalu sampai sekarang. Keturunan yang tersebut diatas ialah yang dinamakan faksi keempat, raja yang asal dibalik bukit abdoling krui, menurut bunyinya surat-surat keturunan kami yang tersebut diatas, maka kami berlima menaruh tanda tangan dibawah ini. Pangeran kenali, Pesirah kembahang ,Pangeran liwa, Pesirah marga Depatih marga semambang Tertulis pada tanggal 4 Oktober 1928 Tertanda : Pangeran Kenali (ttd dan Cap) Pesirah Kembahang(ttd dan Cap) Pesirah Marga Buay Kenjangan (ttd dan Cap) Pangeran Liwa(ttd dan Cap) Kepaksian Marga Senubang(ttd dan Cap[) KETURUNAN MARGA BANDING AGUNG Keluar dari Paksi Hanibung Batu Berak, Kebuaian Sepernong yang bernama Umpu Sejadi helau yang menetapkan istana banding agung. Adapun Umpu Sejadi Helau beranak laki-laki 3 orang, anaknya sulung bernama Umpu Batin Tuha maka Umpu Batin Tuha inilah yang mewarisi kerajaan dahulu kala, jadi inilah puyang keturunan Marga Banding Agung, adapun Silsilah keturunan : Umpu Batin Tuha beranakkan Kiyai Gunung Tuha beranakkan Pamuka Kumala Gagah beranakkan Raja Kumala Ratu beranakkan Dalom Bangsa Ratu bernakkaan Dalom Mangku Alam baranakkan Dalom Mangku Bumi beranakkan Dalom Bangsa Ratu beranakkan Dalom Kemala Raja beranakkan Dalom Mangku Marga beranakkan Depati Belang Galah beranakkan Pangeran Sura Dilaga Tuha beranakkan Pangeran Kecik beranakkan Raja Kemala Ratu beranakkan Depati Jais beranakkan Per. Rekno beranakkan 2 orang, yang laki-laki bernama cikmat, dan yang tertua perempuan bernama Siti Rokna. Waktu anak depati jais (rikno 2 orang) meninggal anak-anaknya tersebut itu terserahlah kepada solihin gelar mangku raja yaitu anak saudara depati agus yang perempuan jadi sejak dari pangeran suradilaga tuha meletakkan jabatannya sebab meninggal dunia, maka yang memerintah marga banding agung yaitu Raja Penghulu (wakil) lebih kurang lamanya 2 tahun. Sesudah ini barulah terserah kepada anaknya Raja Penghulu nama PUASA gelar Pangeran Sura Dilaga, Pangeran Sura Dila berhenti digantikan anaknya bernama LANANG glr. Depati Pawira Kesuma lamanya memerintah lebih kurang 2 thn. Sesudah itu terserah kepada Amrah Muslimin glr. Dalom Kemala Raja Dalom Marga Jepara. Sejak dari Pangeran Sura Dilaga Tuha, meletakkan jabatannya sebab meninggal dunia, maka yang meeruskan Pemerintahan MARGA BANDING AGUNG, yaitu RAJA PENGHULU sebagai wakil, lamanya kurang lebih 2 (dua) tahun. Sesudah itu barulah turun kepada anaknya nama PUASA glr. Pangeran Sura Dilaga, Pangeran Sura Dilaga berhenti digantikan anaknya nama LANANG glr. Depati Pawira Kesuma, Depati Pawira Kesuma beranakkan :1. Aguscik dan 2. Tjikwi (Nawawi). Sesudah Depati Pawira Kesuma berhenti, maka Marga Banding Agung dihapuskan bersamaan dengan Marga Warkuk, Yaitu 3 (tiga) Marga : Marga Banding Agung. Marga Batang Ribu. Marga Warkuk. Dijadikan satu marga, bernama MARGA RANAU yang memerintah pada saat itu : AMRAH MUSLIMIN glr. Pangeran Kemala Raja. Sekalipun ketiga marga ini telah dihimpun menjadi satu Marga, yaitu Marga Ranau namun tentang keturunan dan keutuhan Adat Istiadat yang diwarisi Puyang masing-masing daerah masih berjalan terus sebagaimana biasa, yang dipimpin oleh Raja Adat di masing-masing tempat, begitu pula halnya didaerah Banding Agung, dipimpin dan diawasi oleh Raja Adat keturunan Umpu Batin Tuha, yang mendapat warisan dari paksi Empat yang bertahta Kerajaan di Balik Bukit, yaitu keluar dari Paksi HANIBUNG, Marga Batu Berak sekarang. Barang-barang Pusaka dari Umpu Batin Tuha yang masih ada sekarang, masih tersimpan baik pada anak cucu keturunan UMPU BATIN TUHA, seperti di Banding Agung disimpan dan dipelihara dengan baik oleh TJIK OESIN. HZ. Urutan ke XVII glr SUNTAN KEMALA RAJA. NAMA BARANG-BARANG PUSAKA YANG MASIH ADA : Sebuah Piagam Bukti dari pada loyang bertulisan Jawa Kuno. Sebuah Keris senimbang peninggalan Umpu Batin Tuha Sebuah Gelang dari Gangsa Bertahtakan Ular. Sebuah Kopiah dari kulit, pakaian laki-laki. Sebuah topi bamban, pakaian perempuan. Sebuah bersluit dari Res.Palembang tgl. 01 juli 1825 No.11. a/n PANGERAN SURA DILAGA TUHA. Menurut keterangan dari orang tua-tua barang-barang Pusaka ini banyak dan lengkap seperti alat kerajaan dahulu kala, tetapi dikarenakan di Banding Agung dahulu pernah terjadi bencana alam kebakaran, sebagian besar banyak yang ikut terbakar dan pada tahun 1933 terjadi gempa bumi, sisa masih ada sekarang adalah seperti tersebut diatas. SUKU EMPAT RAJA ADAT BANDING AGUNG 1. Kebuayan Anak Tuha Batin Meralip glr Batin Bangsawan dusun Banding Agung 2. Kebuayan Anak Tuha Marga, Mukminin glr Batin Kapitan dusun Sugih Waras 3. Kebuayan Angkat Jaman, Abdoellah glr Batin Bahuga dusun Banding Agung 4. Kebuayan Lamban Lunik, Aboerachim glr Batin Sari Banding Agung Raden nanoem, turunan Hulu Balang. Pepateh marga Banding Agung dahulu ada 12 orang tetapi sekarang tidak lagi berjumlah 12 malahan sudah lebih, berhubung sudah bertambahnya anak cucu dari puyang tersebut, sekarang yang massih menginginkan adat istiadat tersebut. Sekalipun turunan Umpu Batin Tuha ini sudah berjalan sampai 18 gilir sampai pada TJIK,OESIN HZ sekarang, namun kerja sama yang erat antara AGUESTJIK/TJIK WI dan TJIK’OESIN HZ tentang mengenai urusan adat istiadat yang berlaku sejak dahulu kala sampai sekarang ini di Banding Agung masih merupakan persatuan yang erat seperti halnya ikan dan air. Demikianlah surat keturunan ini dibuat dengan sebenarnya oleh saya nama TJIK’OESIN HZ gelar Dalom Nata Diraja, yang dikutip dari surat tambo keturunan paksi hanibung, asalmula jadi istana kerajaan Sekala Berak. Dikutip dari Surat Keturunan Banding Agung yang dibuat oleh : Raja Adat Banding Agung TJIK’OESIN HZ Gelar Dalom Nata Diraja Diangkat oleh Pepateh Empat Menjadi Suntan Kemala Raja Dibuat pada tanggal 10 Juli 1962 GARIS KETURUNAN ( SILSILAH ) ADAT BANDING AGUNG Adapun keturunan RAJA ADAT MARGA BANDING AGUNG, dahulu kalanya berpacah atau keluar dari PAKSI HANIBUNG, MARGA BATU BERAK, Kebuayan UMPU PERNONG yang memegang dan menguasakan,serta penetapan ADAT ISTIADAT yang TETAP DAN SENTOSA DI DALAM KERAJAAN DI MARGA KENYANGAN ( BATU BERAK), yaitu sebagaimana di bawah ini : YANG MENETAPKAN ISTANA BANDING AGUNG : I. UMPU BATIN TUHA Beranakkan II. KIYAI GUNUNG TUHA Beranakkan III. PEMUKA KUMALA GAGAH Beranakkan IV. RAJA KUMALA RATU Beranakkan V. DALOM BANGSA RATU Beranakkan VI. PANGERAN MANGKU ALAM Beranakkan VII. PANGERAN MANGKU BUMI Beranakkan VIII. PENGERAN BANGSA RATU Beranakkan IX. PANGERAN KUMALA RAJA Beranakkan X. PANGERAN MANGKU MARGA Beranakkan XI. a. DEPATI BELANG GALAH b. PANGERAN SENUKA RATU a. Beranakkan XII. PANGERAN SURA DILAGA TUHA. Besl.Res.Plg.tgl.01-07-1825 NO.11 Beranakkan XIII. PENGERAN KECIK Beranakkan XIV. RAJA KEMALA RATU Beranakkan XV. DEPATI JAIS Beranakkan XVI. Per. REKNO Beranakkan a. SITI ROKNA b. TCIK MAT a. beranakkan XVII. 1. TJIK OESIN.HZ 2. TJIK DEN. HZ 3. NURJANAH (LEKOK) 1. Beranakkan XVIII. 1. AHMAD BACHORI, Glr. SUNTAN TAKDIR SYAH 2. M. SJAHFERI, Glr. RAJA SIMBANGAN DALOM 3. SYAHRIAL HUSNI, Glr DALOM MANGKU ALAM 4. SAMSUN RIZAL Glr BATIN JAYA 5. SAKTA HUSANDA (Alm) 6. FARIMA PUTRI 7. JULIARTI KERAMAWATI 2. Beranakan : 1. M.K.MUNSYI 2. SOLMANA 3. YURNAL 4. M. JAMAL NASIR 5. SARMUN 6. SELAMAT 3. Beranakan : 1. HUZAIRIN 2. MASRI 3. MUKRODI 4. MAMI 5. FIZUR Keturunan dari TJEK OESIN HZ dari yang tertua yaitu : A. BACHORI glr Sutan Takdir Syah MEMPUNYAI 3 Isteri : Isteri ke 1( FARIDA ) beranakan : 1. SRI JUWITA 2. MARLENTINA Bersuami : Nanang Rahmat Isteri ke 2 ( RUSLAINI )beranakan : 3. DEWI PURNAMASARI, S.IP Bersuami : Rizal 4. BETI WAHYUNI 5. HAMZATA AMRI, A.Md 6. MAYA FITRIANA, SE 7. ARIF HIDAYAT 8. DEDI RAHMAN, A.M.Kep Isteri ke 3 (-) beranakan : - B. SYAHFERI beranakan : 1. IDE MADA PATRIKA PRIMORDIA (MADA) Beristri :……. 2. BADRIANSYAH ( A’AN ) Beristri :…….. 3. RIZKI DIANA IKA RAMDANI 4. YANA C. SYAHRIAL HUSNI, S.SOS Gelar Dalom Mangku Alam beristerikan : RAUDATUL DJANNAH, A.Ma Mempunyai putra putri bernama : 1. NELLY AQUARIDA, SH Bersuami : DEVI ANSYORI, SE 2. BAMBANG FADMA WINATA, ST Beristeri : Dr. MAS NURA 3. KAMAL FIKRI, ST Beriteri : YENI SUSANA, A.M.Kep 4. KANTY SUTIA NINGSIH, A.M.Kep. D. FARIMA PUTRI Bersuamikan : NASCHOIRI, S.Ag Mempunyai putra putrid bernama : 1. DESTIANA PUTRI PUGURA, A.M.Kep 2. INDRIANI PUTRI PUGURA 3. TRI SATRIA PUGURA TJIK OESIN HZ Mempunyai anak angkat yaitu : 1. TARMIZI SAHRI ( SURABAYA ) 2. ASUAN ( TALANG SEGUROH ) 3. UJANG TANTAWI 4. TARMIZI ( BLAMBANGAN ) 5. AMANYUNI ( GUNUNG CAHYA ) 6. ANAM AMINUDDIN 7. SOPIAN TAMIMI ALWI Demikianlah surat keterangan KETURUNAN GARIS LURUS YANG SAMPAI PADA GILIRAN YANG KE XVIII atas nama “ AHMAD BACHORI ” (Glr SUNTAN TAKDIR SYAH ) dusun Bandar Agung Ranau berdasarkan kutipan TAMBO turunan UMPU BATIN TUHA yang bermakam di PENDAGAN PEPATEH MARGA BANDING AGUNG RADEN SINGA BANDING AGUNG MEKIAN BANDING AGUNG ARIF BUSTAMI BANDING AGUNG BATIN BANGSAWAN (JOHAN SANTRI) BANDAR AGUNG KAKHIB (TARMIZI) BANDING AGUNG KAILANI SURABAYA BATIN PENDITA / ARBI (NAWAR SAKDAN) SURABAYA RADEN MUTOR ( MADRIS SUMADI) SURABAYA H. IBRAHIM SURABAYA RADEN SYAH ALAM (H.HASAN) SURABAYA RADEN JAUHARI SUNTAN BADARUDIN SURABAYA H. MUSLIM (JAILANI) SURABAYA H. SENAWI (CIK MAT) SURABAYA BATIN SINGA (AKMAL) SURABAYA NASRUDIN BANDAR AGUNG BATIN SYAH ALAM SUGIHWARAS BATIN SAMPURNA SUGIHWARAS RADEN PERSI / BATIN SINGA SUGIHWARAS ALIAN SUGIHWARAS TAMBAT SUGIHWARAS MAT NUH SUKANEGRI USIN BAGUS ANANG SUKANEGERI NURTA SUKANEGRI MINAK SANTRI SUKANEGRI H. SOLIHIN BANDING AGUNG ARIFIN H. MUSTOPA SBA SEBANI SBA ABDUL HAMIN BANDING AGUNG H. MAKNAN SBA H. SAHRI SBA Dikutip dari daftar nama-nama Pepateh Marga / suku pak dari jurai tuha Umpu Batin Tuha Banding Agung Kec. Banding agung Dibuat pada tanggal 26 November 1994 dan ditandatangani oleh Raja Adat Banding Agung, Tjik’oesin Hz Gelar Suntan Kemala Raja KETERANGAN DARI ANAK CUCU BATIN TUHA YANG MENETAPKAN ADAT ISTIADAT DALAM LINGKUNGAN BANDING AGUNG (RANAU). 1. Umpu Batin Tuha, berkuasa dan siba di BANTEN JAWA BARAT. 2. Kiyai Gunung Tuha, berkuasa. 3. Pemuka Kumala Gagah, berkuasa. 4. Raja Kemala Ratu, berkuasa. 5. Dalom Bangsa Ratu, berkuasa. 6. Pangeran Mangku Alam, berkuasa. 7. Pangeran Mangku Bumi, berkuasa. 8. Pangeran Bangsa Ratu, berkuasa. 9. Pangeran Kemala Raja, berkuasa. 10. Pangeran Mangku Marga, berkuasa. 11. Depati Belang Galah, berkuasa. Pangeran Senuka Ratu adik Depati Belang Galah juga berkuasa. 12. Pangeran Sura Dilaga Tuha, berkuasa. 13. Pangeran Kecik, berkuasa. 14. Raja Kemala Ratu, tidak berkuasa. 15. Depati Jais, berkuasa (Pembarab) 16. Per. Rikno, tidak berkuasa. Per. Siti Rokna, tidak berkuasa. 17. Tjik Oesin. HZ. Glr. Suntan Kemala Raja, Pensiunan Pegawai Negeri. SK. MDN. Tgl. 06/02/1981 No.SK.812.682.3.499 dilahirkan di Bandar Agung (Ranau) pada tahun 1924. Sekian BANDING AGUNG, 19 Maret 2009 PENULIS, SYAHRIAL HUSNI, S.Sos (DALOM MANGKU ALAM) Catatan Saliwa : Menurut Ketua Pemangku Adat Ranau Ruslan Tamimi, penghuni pertama kawasan danau Ranau adalah suku Abung. Mereka hidup menjadi penangkap ikan, bertani atau berladang. Dari peninggalan sejarah di kawasan danau Ranau berupa lesung batu dari zaman Megalitik menandakan bahwa suku Abung termasuk rumpun Proto Malayan. Pada abad ke-15 kawasan danau Ranau didatangi empat komunitas suku pendatang yang menduduki kawasan danau Ranau. Satu kelompok berasal dari Pagaruyung yang dipimpin Depati Alam Padang menempati sebelah barat danau Ranau. Tiga kelompok lagi berasal dari Sakala Brak Lampung, yang dipimpin Raja Singa Juhku menetap di sebelah timur, kelompok yang dipimpin Puyang Empu Sejadi Helau di sebelah utara, dan kelompok terakhir dipimpin Pangeran Liang Batu serta Pahlawan Sawangan menempati sebelah timur. Keempat kelompok itu kemudian saling berbaur dan kemudian terpilah lagi dalam tiga kawasan, yaitu Banding Agung, Pematang Ribu dan Warkuk. Mereka inilah yang menjadi cikal bakal dan akhirnya disebut suku Ranau. Sedangkan suku Abung sebagai penghuni pertama danau Ranau yang suka mengisolasi diri. Merasa terusik dan berusaha mempertahankan wilayahnya. Tetapi karena kalah jumlah dan persenjataan yang dimiliki kaum pendatang lebih maju membuat suku Abung semakin terdesak dan terpaksa hijrah ke wilayah Lampung Tengah'. http://wisatadanbudaya.blogspot.com/2010/01/suku-ranau-mereka-berasal-dari-lampung.html. Sering terjadi perdebatan diantara peneliti, siapa sebenarnya suku Ranau itu. Suku Abung atau keempat suku pendatang yang hingga kini menempati kawasan danau Ranau. tapi yang jelas adat istiadat yang ada Di Ranau masih berjalan hingga sampai sat ini, seperti apa yang telah dituliskan oleh sai batin marga banding agung Ranau. Diposkan oleh SALIWA di 21:01 Label: TATA ADAT 2 komentar: SEEM R. CANGGU, SE. MM.7 Desember 2011 23:02 Sebuah tulisan yang indah, saya tidak bisa komentar sejarah, tapi apapun catatan/tulisan tentang "Kemuakhian/anjak asal" saya melihatnya sesuatu yang baik demi merekatkan yang terserak, menjahit perbedaan, membordir kerinduan dan merenda kekinian. Kekinian yang kita harapkan adalah tetap tegaknya adat budaya SAIBATIN, karena adat budaya Saibatin telah teruji berpuluh-puluh zaman mampu menjadi perekat persatuan, kekerabatan dengan hirarchinya tersendiri, setidaknya dengan tiga konsep yaitu : 1. "Pengahut/Sekahutan" saling menyayangi 2. "Penghakhi/Sekhakhingaan" saling peduli 3. "Penulung/Setulungan" saling bantu Terimakasih dan salam "kemuakhian" Balas SALIWA7 Desember 2011 23:10 Nekhimanihan Pak, semoga nilai2 kearifan budaya sia batin diatas bisa terus dipakai oleh masyarakatnya,, amin Balas

No comments:

Post a Comment