Sabtu, 14 Juli 2012
LAKSAMANA BESAR CHENG HO (AHLUL BAIT DARI NEGERI CHINA)
Untuk
mengenal lebih jauh tentang seorang pelaut Muslim dari negeri China
yang dalam sejarah Indonesia dikenal dengan nama Laksamana Cheng Ho
beliau
adalah seorang keturunan dari baginda Nabi Muhammad Rasulullah
Salalllahu
Alaihi Wasallam. Laksamana Sam Po Kong dikenal dengan nama Zheng He,
Cheng Ho,
Sam Po Toa Lang, Sam Po Thay Jien, Sam Po Thay Kam, dan lain-lain.
Laksamana
Sam Po Kong berasal dari bangsa Hui, salah satu bangsa minoriti
Tionghoa.
Laksamana Cheng Ho adalah sosok bahariawan muslim Tionghoa yang tangguh
dan
berjasa besar terhadap pembauran, penyebaran, serta perkembangan Islam
di
Nusantara. Cheng Ho (1371 – 1435) adalah pria muslim keturunan Tionghoa,
berasal dari propinsi Yunnan di Asia Barat Daya. Ia lahir dari keluarga
muslim
taat dan telah menjalankan ibadah haji yang dikenal dengan haji Ma.
Konon,
pada usia sekitar 10 tahun Cheng Ho ditangkap oleh tentara Ming di
Yunnan.
Pangeran dari Yen, Chung Ti, tertarik melihat Cheng Ho kecil yang
pintar,
tampan, dan taat beribadah. Kemudian ia dijadikan anak asuh. Cheng Ho
tumbuh
menjadi pemuda pemberani dan brilian. Di kemudian hari ia memegang
posisi
penting sebagai Admiral Utama dalam angkatan perang.
Pada
saat kaisar Cheung Tsu berkuasa, Cheng Ho diangkat menjadi admiral utama
armada
laut untuk memimpin ekspedisi pertama ke laut selatan pada tahun 1406.
Sebagai
admiral, Cheng Ho telah tujuh kali melakukan ekspedisi ke Asia Barat
Daya dan
Asia Tenggara. Selama 28 tahun (1405 – 1433 M) Cheng Ho telah melakukan
pelayaran muhibah ke berbagai penjuru dunia dengan memimpin kurang lebih
208
kapal berukuran besar, menengah, dan kecil yang disertai dengan kurang
lebih
27.800 awak kapal.
Misi
muhibah pelayaran yang dilaksanakan oleh Laksamana Cheng Ho bukan untuk
melaksanakan ekspansi, melainkan melaksanakan misi perdagangan,
diplomatik,
perdamaian, dan persahabatan. Ini merupakan pelayaran yang menakjubkan,
berbeda
dengan pengembaraan yang dilakukan oleh pelaut Barat seperti
Cristopherus
Colombus, Vasco da Gamma, atau pun Magelhaes.
Sebagai
bahariawan besar sepanjang sejarah pelayaran dunia, kurang lebih selama
28
tahun telah tercipta 24 peta navigasi yang berisi peta mengenai geografi
lautan. Selain itu, Cheng Ho sebagai muslim Tiong Hoa, berperan penting
dalam
menyebarkan agama Islam di Nusantara dan kawasan Asia Tenggara.
Pada
perjalanan pelayaran muhibah ke-7, Cheng Ho telah berhasil menjalankan
misi
kaisar Ming Ta’i-Teu (berkuasa tahun 1368 – 1398), yaitu misi
melaksanakan
ibadah haji bagi keluarga istana Ming pada tahun 1432 – 1433. Misi
ibadah haji
ini sengaja dirahasiakan karena pada saat itu, bagi keluarga istana Ming
menjalankan ibadah haji secara terbuka sama halnya dengan membuka
selubung
latar belakang kesukuan dan agama.
Untuk
mengesankan bahwa pelayaran haji ini tidak ada hubungannya dengan
keluarga
istana, sengaja diutus Hung Pao sebagai pimpinan rombongan. Rombongan
haji itu
tidak diikuti oleh semua armada dalam rombongan ekspedisi ke-7.
Rombongan haji
ini berangkat dari Calleut (kuli, kota kuno) di India menuju Mekkah
(Tien
Fang).
Demikianlah
misi perjuangan dan misi rahasia menunaikan ibadah haji yang dijalankan
Cheng
Ho, dan misi tersebut berhasil. Akan tetapi Cheng Ho merasa sedih karena
tidak
bisa bebas berlayar menuju tanah leluhurnya, Mekkah, untuk beribadah
haji dan
berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW. Sebelumnya, pada ekspedisi ke-5,
armada
Cheng Ho telah berhasil mencapai pantai timur Afrika dalam waktu tiga
tahun.
Dalam kesempatan tersebut, armada Cheng Ho berkunjung ke kerajaan di
Semenanjung Arabiah dan menunaikan panggilan Allah ke Mekkah.
Sejarah
tentang perjalanan muhibah Cheng Ho, hingga saat ini masih tetap
diminati oleh
berbagai kalangan, baik kalangan masyarakat Indonesia pada umumnya,
maupun
masyarakat keturunan Tionghoa. Chneg Ho telah menjadi duta pembauran
negeri
Tiongkok untuk Indonesia yang diutus oleh kaisar Dinasti Ming pada tahun
Yong
Le ke-3 (1405). Dalam tujuh kali perjalanan muhibahnya ke Indonesia,
Laksamana
Cheng Ho berkunjung ke Sumatera dan Pulau Jawa sebanyak enam kali.
Kunjungan
pertama adalah ke Jawa, Samudera Pasai, Lamrbi (Aceh Raya), dan
Palembang.
Sebagian besar daerah yang pernah dikunjungi Cheng Ho menjadi pusat
dagang dan
dakwah, diantaranya Palembang, Aceh, Batak, Pulau Gresik, Semarang (di
sekitar
Gedong Batu), Surabaya, Mojokerto, Sunda Kelapa, Ancol, dan lain-lain.
Gerakan
dakwah pada masa itu telah mendorong kemajuan usaha perdagangan dan
perekonomian di Indonesia.
Dalam
perjalanan muhibahnya, setiap kali singgah di suatu daerah ia banyak
menciptakan pembauran melalui bidang perdagangan, pertanian, dan
peternakan. Misi muhibah yang dilakukan Cheng Ho memberikan mamfaat yang
besar bagi negeri yang dikunjunginya.
Silsilah
lengkap Laksamana Cheng Ho (ditulis dalam bahasa Cina) :
Cheng Ho (Zheng He, Ma He, Ma Sanbao
atau Haji Mahmud Shams 1371–1433) bin
Mi-Li-Jin (Ma Ha Zhi ) bin
Mi-Di-Na (Haji) bin
Bai-Yan bin
Na-Su-La-Ding bin
Sau-Dian-Chi (Sayyid Syamsuddin atau Sayyid Ajall (Raja Bukhara)) bin
Ma-Ha-Mu-Ke-Ma-Nai-Ding bin
Ka-Ma-Ding-Yu-Su-Pu bin
Su-Sha-Lu-Gu-Chong-Yue bin
Sai-Yan-Su-Lai-Chong-Na bin
Sou-Fei-Er (Sayid Syafi’i) bin
An-Du-Er-Yi bin
Zhe-Ma-Nai-Ding bin
Cha-Fa-Er bin
Wu-Ma-Er bin
Wu-Ma-Nai-Ding bin
Gu-Bu-Ding bin
Ha-San bin
Yi-Si-Ma-Xin bin
Mu-Ba-Er-Sha bin
Lu-Er-Ding bin
Ya-Xin bin
Mu-Lu-Ye-Mi bin She-Li-Ma bin
Li-Sha-Shi bin
E-Ha-Mo-De bin
Ye-Ha-Ya bin
E-Le-Ho-Sai-Ni bin
Xie-Xin bin
Yi-Si-Ma-Ai-Le bin
Yi-Bu-Lai-Xi-Mo (Ali Zainal Abidin) bin
Hou Sai-Ni (Sayyidina Hussain) bin Sayyidina Ali Karamallahu Wajhah yang menikah dengan Sayyidatina Fatimah binti Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam.
Mi-Li-Jin (Ma Ha Zhi ) bin
Mi-Di-Na (Haji) bin
Bai-Yan bin
Na-Su-La-Ding bin
Sau-Dian-Chi (Sayyid Syamsuddin atau Sayyid Ajall (Raja Bukhara)) bin
Ma-Ha-Mu-Ke-Ma-Nai-Ding bin
Ka-Ma-Ding-Yu-Su-Pu bin
Su-Sha-Lu-Gu-Chong-Yue bin
Sai-Yan-Su-Lai-Chong-Na bin
Sou-Fei-Er (Sayid Syafi’i) bin
An-Du-Er-Yi bin
Zhe-Ma-Nai-Ding bin
Cha-Fa-Er bin
Wu-Ma-Er bin
Wu-Ma-Nai-Ding bin
Gu-Bu-Ding bin
Ha-San bin
Yi-Si-Ma-Xin bin
Mu-Ba-Er-Sha bin
Lu-Er-Ding bin
Ya-Xin bin
Mu-Lu-Ye-Mi bin She-Li-Ma bin
Li-Sha-Shi bin
E-Ha-Mo-De bin
Ye-Ha-Ya bin
E-Le-Ho-Sai-Ni bin
Xie-Xin bin
Yi-Si-Ma-Ai-Le bin
Yi-Bu-Lai-Xi-Mo (Ali Zainal Abidin) bin
Hou Sai-Ni (Sayyidina Hussain) bin Sayyidina Ali Karamallahu Wajhah yang menikah dengan Sayyidatina Fatimah binti Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam.
*kutipan
dari buku “Ahlul Bait Rasulullah SAW & Kesultanan Melayu”
Dari
silsilah ini diketahui bahwa Laksamana Cheng Ho memang seorang muslim
keturunan
Rasulullah Salallahu Alayhi Wasalllam. Moyang Laksamana Cheng Ho adalah
Sayyid Syamsuddin, putera Sultan Bukhara yang dikalahkan Ghenghiz Khan.
Sayid
Syamsuddin jadi tawanan di Peking (Beijing). Karena akhlaknya yang
mulia,
beliau bukan saja dibebaskan, tapi malah diangkat jadi Penolong Menteri
di
Yunnan.
-Rizal-note:
rujuk buku Prof. Kong Yuan Zhi, “Muslim Tiong Hua Cheng Ho: Misteri
Perjalanan
Muhibbah di Nusantara”.(fy)
Sumber
: Facebook : Para Pencinta Habaib dan Ulama
No comments:
Post a Comment